JAYAPURA – Warga Kampung Berap, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, menghadapi krisis air bersih akibat pencemaran sumber air utama mereka. Kepala Kampung Berap, Dance Tarko, mengungkapkan kondisi tersebut saat menghadiri reses anggota DPRD Kabupaten Jayapura.
Menurut Dance, selama ini warga mengandalkan air dari Kali Biru sebagai sumber utama kebutuhan sehari-hari. Namun, meningkatnya aktivitas wisata di kawasan tersebut menyebabkan pencemaran, sehingga air tidak lagi layak dikonsumsi.
“Sumur air Kali Biru yang dulu menjadi sumber utama kini tidak bisa digunakan karena tercemar oleh aktivitas wisata,” ujar Dance, Kamis (30/1/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengalami gangguan kulit setelah mandi di Kali Biru. Oleh sebab itu, warga mengusulkan pembangunan fasilitas air bersih yang bersumber dari hulu Sungai Kali Biru untuk memastikan ketersediaan air yang aman bagi masyarakat.
“Kami berharap fasilitas air bersih dapat dibangun dari hulu Sungai Kali Biru demi memastikan pasokan air bersih bagi warga Kampung Berap,” imbuhnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap usulan tersebut, para Kepala Suku dari lima suku di Kampung Berap, yakni Ondoafi Manggo, Ondoafi Tarko, Yohosu, Kasse, dan Buwe, telah menyatakan kesediaan mereka untuk menyediakan sumber air bagi masyarakat di Distrik Nimbokrang, Nimboran, dan sekitarnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, anggota DPRD Kabupaten Jayapura, Antonius Hawase dan Welmus Manggo, berjanji akan menyampaikan seluruh keluhan warga ke tingkat legislatif untuk dibahas lebih lanjut.
“Kami akan memperjuangkan solusi terbaik bagi masyarakat Kampung Berap agar permasalahan ini dapat segera diatasi,” ujar Antonius.
Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret guna mengatasi krisis air bersih yang mereka alami, mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi.[]
Redaksi10