Gintangan: Desa Penghasil Bambu dengan Keahlian Anyaman yang Mendunia

BANYUWANGI – Bambu adalah tanaman yang mudah didapatkan di daerah tropis seperti Indonesia, akan tetapi tidak banyak yang bisa mengubah bambu menjadi barang yang bernilai seperti pekerjaan warga di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Kepala Desa Gintangan, Hardiyono menceritakan bahwa terdapat cerita turun temurun tentang Desa Gintangan sebagai desa penghasil bambu. Menurutnya, kerajinan anyaman bambu Desa Gintangan berasal dari petuah Patih Sulung Agung. Pati Sulung membawa pasukannya yang terluka ke arah tenggara dari benteng Bayu Songgon.

Setibanya di sebuah tempat, pengikutnya yang masih sehat diminta mencari air untuk mengobati rekannya yang terluka. Dua utusan itu datang membawa air 1 gontang (bambu satu ruas), dengan air tersebut pengikutnya yang terluka dapat disembuhkan. Patih Sulung Agung memberikan nama tempat itu dengan sebutan Gontangan.

“Sembari memberikan nama, Patih Sulung Agung pun mengucapkan petuah jika suatu saat gontang itu menjadi sumber kehidupan masyarakat yang tinggal di Gontangan,” tutur Hardiyono, Rabu, (11/12/2024).

Demikian cerita turun temurun warga Desa Gintangan. Dan, ucapan Patih Sulung Agung pun akhirnya terbukti. Warga yang tinggal di Desa Gintangan mayoritas bersandar pada bambu sebagai sumber pencaharian.

Masyarakat Desa Gintangan memproduksi kerajinan anyaman bambu secara turun temurun dan sejak Tahun 1980-an Desa Gintangan ditetapkan sebagai sentra industri kerajinan anyaman bambu di Kabupaten Banyuwangi.

“Masyarakat tidak hanya memproduksi anyaman untuk kebutuhan rumah tangga, namun juga didesain menjadi karya seni yang atraktif melalui event Gintangan Carnaval dengan trademark Festival Bamboo,” tambah Hardiyono.

Cerita Sukses Warga Desa Gintangan
Salah satu pelaku UMKM setempat yang sukses adalah Widodo (65), yang membesarkan brand Widya Handicraft. Usaha kerajinan bambu yang dirintisnya sejak 1991 ini telah sukses ekspor hingga mancanegara.

“Untuk pasar ekspor, produk kami dikirim ke sejumlah negara seperti Amerika, Dubai dan Australia, sampai Maldives, ” ujar Widodo saat diwawancarai (Kamis, 12/12/2024)

Widodo menjelaskan bahwa untuk membangun ekosistem usahanya yang stabil seperti sekarang, ia harus melewati banyak tantangan, namun dengan ketekunan dan konsistensi, ia berhasil mencapainya. Salah satu faktor kunci adalah pemilihan bahan baku yang tepat, dan beruntungnya Banyuwangi memiliki stok bambu yang melimpah.

“Pemilihan bahan baku sangat penting, Alhamdulillah pemasok juga sudah paham bambu-bambu yang saya butuhkan,” ujar Widodo.

Saat ini, usaha Widodo melibatkan 70 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga setempat, termasuk ibu-ibu rumah tangga yang senang karena pekerjaannya dapat dilakukan di rumah.

Terkait pemasaran produk, Widodo telah berhasil membangun jaringan reseller, distributor, dan pembeli internasional yang setia. Kunci kesuksesannya adalah menjaga hubungan yang baik dan terus berinovasi untuk menjaga kualitas produk.

Salah satu pasar yang setia adalah pembeli dari Maldives, yang bahkan meminta Widodo untuk membangun villa bambu di negara tersebut. Ini menjadi bukti nyata kesuksesan UMKM bambu Banyuwangi yang menginspirasi.

Inovasi Anyaman Bambu dan Identitas Kultural Desa Gintangan
Kreativitas Warga Pada Festival Bambu Gintangan. Sumber: Dokumentasi Pemerintah Desa Gintangan.

Festival Bambu Gintangan
Desa Wisata Kerajinan Gintangan, selain mempunyai potensi kesenian di bidang kerajinan bambu juga dikenal dengan potensi kesenian budaya tari, musik tradisional maupun fashion yang mulai diminati oleh warga Banyuwangi.

Desa Gintangan memiliki agenda rutin tahunan yang bertajuk festival Bambu Gintangan. Event ini diprakarsai oleh Pemerintah setempat dengan support warga Desa Gintangan serta Industri Kreatif Bambu Banyuwangi.

“Gintangan Bamboo Festival merupakan bentuk kebanggaan akan identitas daerah kami. Karena mayoritas warga Gintangan berprofesi sebagai penganyam bambu,” ungkap Hardiyono.

Gintangan Bamboo Festival adalah hasil pemikiran warga untuk memamerkan kreativitas dalam mengolah bambu. Acara ini juga menjadi simbol gotong-royong karena melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Selain sebagai wadah apresiasi seni, festival ini berdampak positif pada industri anyaman bambu. Produk kerajinan bambu Gintangan bahkan telah dikenal di pasar internasional seperti Jerman dan Maladewa.[]

Redaksi10

About Rara

Check Also

Tunggakan Upah Proyek Dana Desa di Sampang Belum Temui Titik Terang

SAMPANG – Kasus tunggakan upah proyek Dana Desa (DD) di Desa Marparan, Kabupaten Sampang, hingga …

Program Bimbel Bahasa Asing Desa Manyang Tunong: Langkah Nyata Menuju Indonesia Maju

ACEH UTARA – Gampong Manyang Tunong, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, resmi meluncurkan program pendidikan …

Kerajinan Kerang Desa Serangan: Memanfaatkan Limbah Laut untuk Souvenir Bernilai Tinggi

DESA SERANGAN – Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, merupakan salah satu desa wisata yang ada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *