GAGASAN pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih di seluruh Indonesia terus menuai dukungan. Namun, muncul pula sorotan tajam terhadap pelaksanaan riil di lapangan, terutama agar program ini tidak sekadar menjadi agenda simbolik tanpa keberlanjutan nyata.
Anggota DPR RI Ma’ruf Mubarok dalam kunjungannya ke Kabupaten Malang, Jumat (27/06/2025), menegaskan bahwa semangat membangkitkan ekonomi desa melalui koperasi harus diiringi dengan langkah konkret, bukan sekadar penyerahan surat keputusan pendirian koperasi.
“Jangan sampai program Kopdeskel Merah Putih ini hanya berakhir di seremoni. Kita butuh lebih dari sekadar peluncuran, kita butuh keberlanjutan dan pendampingan nyata,” ujar Ma’ruf di hadapan sejumlah tokoh masyarakat dan pelaku koperasi lokal.
Ia menilai bahwa potensi ekonomi desa yang besar selama ini sering terhambat oleh kurangnya penguatan kelembagaan dan akses pendanaan. Oleh karena itu, Ma’ruf mendorong agar seluruh pengurus koperasi desa, yang jumlahnya mencapai lebih dari 80 ribu di seluruh Indonesia, diberikan pelatihan dan pendampingan secara serius.
Menurutnya, koperasi desa bisa menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan apabila dikelola secara profesional dan mendapat dukungan lintas sektor, baik dari pemerintah pusat, daerah, maupun sektor swasta. Kunci keberhasilan terletak pada eksekusi program, bukan hanya perencanaan.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa cita-cita besar para pendiri bangsa untuk mewujudkan ekonomi berbasis kerakyatan jangan sampai hanya dijadikan jargon. “Ekonomi desa harus bangkit melalui koperasi, bukan atas dasar belas kasihan, tapi karena kapasitas dan kemandiriannya yang tumbuh karena didukung oleh kebijakan yang berkeadilan,” tegasnya.
Dorongan untuk memastikan keberhasilan koperasi desa juga mencerminkan kebutuhan akan tata kelola yang transparan dan akuntabel. Ma’ruf mengajak semua pihak untuk memastikan bahwa koperasi tidak sekadar menjadi alat politik, melainkan menjadi fondasi perubahan nyata di tingkat akar rumput.
REDAKSI01-ALFIAN