LEMBANG, Selasa (24/06/2025) — Momentum pelantikan tujuh Kepala Desa Pengganti Antar Waktu (PAW) di Kabupaten Bandung Barat tak hanya menandai pemulihan roda pemerintahan desa, tetapi juga membuka peluang untuk memperkuat fondasi ekonomi desa melalui pengembangan koperasi.
Dalam kegiatan yang digelar di Gedung Abadi Hash, Kecamatan Lembang, Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menekankan bahwa peran kepala desa bukan sekadar administratif, melainkan harus menyatu dalam agenda pembangunan dan pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
Jeje mengaitkan pelantikan ini dengan arahan nasional dari Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan desa sebagai titik awal pemerataan pembangunan. Salah satu strategi yang digariskan adalah melalui penguatan Koperasi Desa Merah Putih (KMP) sebagai penggerak ekonomi lokal.
“Gunakan Koperasi Desa Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi. Jangan hanya jadi papan nama,” ujar Jeje dalam arahannya.
Pelantikan ini merupakan gelombang kedua, setelah sebelumnya lima kepala desa dilantik pada April 2025. Ketujuh desa yang kini resmi memiliki kepala desa definitif adalah Situwangi, Tanimulya, Wangunjaya, Mekarwangi, Wangunharja, Kayuambon, dan Cibogo.
Menurut Jeje, mekanisme musyawarah desa yang digunakan untuk memilih PAW merupakan bentuk partisipasi publik yang mencerminkan tanggung jawab kolektif masyarakat dalam memilih pemimpinnya di tengah keterbatasan pelaksanaan Pilkades langsung selama tahun politik.
Dengan keberadaan 165 koperasi desa berbadan hukum di wilayah Bandung Barat, Bupati berharap kepemimpinan baru di desa dapat mengoptimalkan peran koperasi dalam menyerap produk UMKM, mengelola sumber daya lokal, serta membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
Menutup sambutannya, Jeje menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Kepala Desa Kayuambon sebelumnya, serta mengapresiasi para penjabat yang telah menjaga stabilitas pemerintahan desa selama masa transisi.
Redaksi01-Alfian