DI tengah keterbatasan potensi wisata alam, Kota Salatiga mulai menggencarkan pengembangan desa wisata sebagai strategi unggulan untuk mendorong sektor pariwisata berbasis masyarakat. Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan potensi lokal dan memberikan dampak ekonomi langsung kepada warga.
Pemerintah Kota Salatiga menilai bahwa desa wisata merupakan solusi efektif untuk menciptakan destinasi alternatif yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pendekatan community-based tourism. Dalam konsep ini, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam merancang, mengelola, dan mengembangkan potensi wisata di wilayah mereka.
Meski tidak memiliki bentang alam yang lazim dijadikan magnet wisata seperti gunung, pantai, atau danau, Salatiga memaksimalkan kekuatan sosial dan budaya lokal untuk membangun daya tarik tersendiri. Desa wisata diyakini mampu menciptakan multiplier effect karena mampu menggerakkan berbagai sektor secara bersamaan, mulai dari ekonomi kreatif, kuliner, kerajinan, hingga pelestarian budaya lokal.
Pengembangan desa wisata juga sejalan dengan tren pariwisata berkelanjutan, di mana wisatawan tidak hanya menikmati keindahan destinasi, tetapi juga terlibat dalam kegiatan yang memperkuat nilai-nilai lokal. Dengan pendekatan ini, manfaat pariwisata tidak hanya terkonsentrasi pada pelaku usaha besar, tetapi juga menyentuh langsung masyarakat desa.
Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong tumbuhnya desa wisata melalui pelatihan, pendampingan, serta promosi agar semakin banyak masyarakat yang terlibat dan mendapatkan manfaat ekonomi. Diharapkan, dengan strategi ini, Salatiga dapat memperluas cakupan pariwisatanya sekaligus menjaga identitas kultural dan sosial yang dimiliki.
REDAKSI01-alfian