Kreativitas Desa Kasiman: Kerajinan Kulit Jagung dari Grandis Home Decor Mendunia

BOJONOGORO – Salah satu UMKM yang ada di Desa Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, bernama Grandis Home Decor (GHD) mampu menjajakan produknya hingga ke luar negeri dengan memberdayakan warga desanya.

“CV GHD merupakan alumni UMKM Binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia melalui Coaching Program For New Exporter (CPNE) tahun 2019. GHD juga menjadi bagian dari Desa Devisa,” tutur Kepala Desa Kasiman, Edy Sukarmanto pada Selasa (14/1/2025).

Klaster Desa Devisa Bojonegoro yang terletak di Kecamatan Kasiman ini memiliki 65 perajin, sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga. Mereka mendapatkan pelatihan untuk mengolah limbah kulit jagung menjadi berbagai produk kerajinan seperti lampu hias, dekorasi dinding, dan cermin dinding hias.

“Grandis Home Decor juga membuka lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu di desa kami. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian tinggi, sehingga sangat cocok bagi mereka,” lanjut Edy.

Nesya Anggi Puspita, CEO CV Grandis Home yang berdiri sejak 2015, mengungkapkan ide menggunakan limbah kulit jagung muncul untuk menciptakan produk dekorasi yang berbeda dari kerajinan lain di Solo, Jogja, atau Jepara.

“Kami ingin memberikan sentuhan khas dan memanfaatkan bahan baku yang mudah didapat,” jelas Nesya.

Proses Produksi Home Decor dari Limbah Jagung

Proses produksi dimulai dengan mengumpulkan kulit jagung dari para petani, menyortirnya untuk memilih yang berkualitas baik, kemudian mengolah dan mewarnainya sesuai desain yang diminta.

“Limbah kulit jagung mudah didapat dan murah, tetapi saat musim hujan kualitasnya menurun karena lembap dan berjamur. Untuk mengatasi ini, kami menyimpan stok kulit jagung yang masih bagus di gudang penyimpanan,” ujar Nesya.

Grandis Home Decor memproduksi berbagai jenis furnitur seperti cermin, dekorasi dinding, aksesori, dan keranjang. Produk yang paling diminati oleh pembeli adalah cermin. Dalam sebulan, order yang diterima berkisar antara 100 hingga 2.000 unit.

“Dengan modal produksi yang relatif rendah, harga jual produk kami berkisar dari Rp25.000 hingga Rp400.000, tergantung jenis barangnya. Untuk saat ini, produk kami hanya dijual melalui sistem pre-order. Namun, kami berencana memasarkannya di e-commerce dalam waktu dekat,” tambahnya.

Awal Mula Berdirinya Grandis Home Decor

Saat merintis usaha, Nesya mengaku memulai semuanya dari nol. Ia mendesain produk hingga memasarkannya sendiri. Awalnya, bahan yang digunakan adalah kayu, tetapi kemudian ia beralih ke serat alam, termasuk limbah kulit jagung.

“Kami mulai dengan membuat sampel sendiri, lalu melatih ibu-ibu untuk memproduksi sesuai permintaan pembeli. Pelatihannya bertahap, dimulai dari produk yang mudah hingga yang lebih rumit,” jelasnya.

Berkat bimbingan LPEI, Grandis Home Decor berhasil menembus pasar internasional. “Pada 2019, saat kami lulus dari program CPNE, kami mendapatkan order pertama untuk ekspor ke luar negeri. Hingga saat ini, produk kami sudah dikirim ke Korea, Belanda, Amerika Serikat, dan sedang dalam proses ke Spanyol,” kenang Nesya.

LPEI memberikan berbagai pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha, seperti pelatihan prosedur dan dokumen ekspor, perpajakan, laporan keuangan, manajemen ekspor, serta akses pasar. “Saat ini, kami memproduksi hingga 5.000 barang per bulan dengan harga jual Rp40.000 hingga Rp200.000 per produk. Produk-produk tersebut diekspor ke Belanda, Korea Selatan, dan negara-negara lainnya,” pungkasnya.

Nesya, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang UKM dan Koperasi KADIN Kabupaten Bojonegoro, berharap Grandis Home Decor dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat Desa Kasiman.[]

Redaksi10

About Rara

Check Also

Desa Denggen Timur Gelar Zikir dan Santunan untuk 75 Anak Yatim Piatu di Akhir Tahun 2024

LOMBOK TIMUR – Pemerintah Desa (Pemdes) Denggen Timur menutup tahun 2024 dengan menggelar kegiatan zikir …

Kepala Desa Bonde: Tahun Baru Harus Jadi Momen Silaturahmi dan Berkah

DESA BONDE – Meskipun diguyur hujan lebat, warga Desa Bonde, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, …

Tradisi Manten Kucing: Upacara Mempertahankan Kearifan Lokal di Desa Pelem

TULUNGAGUNG – Indonesia memiliki kekayaan budaya dan berbagai tradisi unik yang masih terjaga hingga saat …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *