Desa Nusantara Jaringan Media Desa Nusantara
Related Articles
PELESTARIAN tradisi menjadi tanggung jawab bersama yang membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat sebagai sumber daya utama. Hal ini tercermin dari upaya warga Desa Cikalong, Kabupaten Pangandaran, yang secara konsisten menjaga dua tradisi penting: Hajat Bumi dan Ngabuku Taun. Keduanya merupakan warisan budaya yang tidak hanya memuat nilai spiritual, tetapi juga merekatkan hubungan sosial antargenerasi.
Tradisi Hajat Bumi dan Ngabuku Taun digelar setiap tahun pada tanggal 3 bulan Muharram dalam sistem penanggalan Aboge (Alif-Rebo-Wage), yang masih digunakan oleh sebagian masyarakat Jawa. Hajat Bumi menjadi simbol syukur kepada Tuhan atas limpahan hasil bumi, sedangkan Ngabuku Taun menandai datangnya tahun baru dalam siklus pertanian. Kedua ritual tersebut mencerminkan keselarasan manusia dengan alam dan Sang Pencipta.
Pelaksanaan kedua tradisi ini tidak semata menjadi perayaan seremonial, melainkan juga wadah pendidikan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kegiatan dimulai dengan persiapan sesaji, pembersihan tempat ritual, hingga pelaksanaan upacara yang sarat simbolisme dan doa bersama. Semua proses ini dikerjakan secara gotong royong oleh warga, tanpa melibatkan pihak luar secara dominan.
Keterlibatan masyarakat lokal menjadi faktor kunci keberlangsungan tradisi. Generasi muda turut ambil bagian dalam prosesi maupun dokumentasi kegiatan, sehingga nilai-nilai budaya tidak terputus. Melalui tradisi ini pula, warga Cikalong memperkuat jati diri dan menjaga keseimbangan sosial di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.
Dengan memanfaatkan potensi sumber daya manusia lokal sebagai agen pelestari, Desa Cikalong menunjukkan bahwa tradisi dapat terus hidup dan beradaptasi tanpa kehilangan makna dasarnya. Di saat banyak desa mulai melupakan akar budayanya, Cikalong justru menghidupkan kembali nilai-nilai leluhur sebagai kekuatan kolektif masyarakat.
REDAKSI01-ALFIAN
