CILACAP, 21 Juni 2025 – Pemerintah Kabupaten Cilacap menegaskan komitmennya dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata dengan memperluas jumlah desa wisata di wilayahnya. Hingga pertengahan 2025, tercatat sebanyak 30 desa wisata telah terbentuk dan seluruhnya masih berstatus rintisan.
Langkah ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi lokal desa sekaligus memperluas penyebaran manfaat ekonomi pariwisata secara merata. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Cilacap, Paiman, menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong pembenahan dan inovasi di setiap desa wisata agar dapat naik level menjadi desa berkembang bahkan mandiri.
“Status saat ini masih rintisan, meski ada beberapa yang sudah menunjukkan progres cukup baik. Untuk itu, kami dorong pengelola desa wisata agar lebih kreatif dan aktif,” ujar Paiman.
Salah satu desa yang menonjol dalam inisiatif ini adalah Desa Jetis di Kecamatan Nusawungu. Desa ini tengah mengembangkan Desa Wisata Karangbanar melalui rangkaian kegiatan budaya yang dirancang sebagai daya tarik wisata sekaligus pelestarian tradisi lokal.
Kepala Desa Jetis, Muharno, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyusun kalender kegiatan dari Mei hingga Oktober 2025. Rangkaian acara tersebut mencakup Festival Tari Ledek Gunungan Merdi Bumi pada 22-23 Mei, Ritual Kebo Lanang Wayang Kulit pada 26-27 Mei, serta Ritual Merdi Bumi pada 2-3 Juli.
Berlanjut pada bulan Juli, Desa Jetis akan menggelar Festival Larungan Jolen pada 21 Juli, Festival Kreasi Anak Desa pada 17 Agustus, dan ditutup dengan Festival Paruk Ubeng Pithu pada 9 Oktober.
“Seluruh kegiatan ini kami rancang sebagai agenda tahunan desa yang mengangkat budaya lokal dan sekaligus menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi warga,” jelas Muharno.
Dengan upaya berkelanjutan dan dukungan pemerintah daerah, pengembangan desa wisata di Cilacap diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, menumbuhkan wirausaha lokal, serta menjaga warisan budaya tetap hidup di tengah masyarakat.
Redaksi01 – Alfian