Desa Nusantara Jaringan Media Desa Nusantara
Related Articles
PATI DESA NUSANTARA Suasana di halaman Balai Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Kamis (06/11/2025), berubah tegang saat puluhan warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Asempapan Bersatu (FMAB) melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam pengelolaan pemerintahan desa.
Dalam orasinya, massa menyuarakan empat tuntutan utama. Pertama, mendesak Bupati Pati untuk mencopot dan memecat Kepala Desa Asempapan yang dinilai arogan. Kedua, meminta pemerintah desa lebih terbuka dalam pengelolaan dana desa. Ketiga, mengaudit seluruh pembangunan infrastruktur desa sejak tahun 2020 hingga 2025 yang diduga mengandung praktik markup anggaran. Keempat, mencabut Peraturan Desa (Perdes) tentang larangan kegiatan Haul Mbah Panggeng dan menolak pembuangan limbah dari Pabrik Gula (PG) Trangkil yang dianggap merugikan petani tambak.
Bayu Irianto, penanggung jawab aksi FMAB, menegaskan bahwa warga sudah lama menahan kekecewaan terhadap kebijakan kepala desa. Ia menilai, sejumlah keputusan pemerintah desa telah mengekang aktivitas sosial dan keagamaan warga.Ia juga mengaku adanya tekanan kepada warga agar tidak ikut aksi.Tak hanya menyoal Perdes, FMAB juga memprotes dugaan pencemaran lingkungan akibat limbah cair dari PG Trangkil. Warga mengklaim, limbah tersebut mengalir ke area tambak dan sawah, menyebabkan kematian ikan serta penurunan produksi garam.Selain itu, warga juga menyoroti kejanggalan dalam pembangunan talut desa. Mereka menilai harga yang tercantum di prasasti proyek tidak masuk akal.
Ketegangan sempat meningkat saat perwakilan pemerintah desa tidak mampu memberikan penjelasan memuaskan. Adu argumen antara warga dan aparat desa pun tak terhindarkan sebelum akhirnya massa membubarkan diri secara tertib.
Aksi ini menjadi sinyal kuat bahwa warga Asempapan menuntut pembenahan tata kelola pemerintahan desa, terutama dalam hal transparansi keuangan dan penghormatan terhadap kebebasan warga menjalankan kegiatan sosial-keagamaan.
Redaksi01-Alfian
