MAJALENGKA – Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) yang ditempatkan di Desa Sindangmandi, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, berhasil merealisasikan program revitalisasi Perpustakaan Desa Sindangmandi yang telah lama tidak berfungsi. Program ini menjadi salah satu langkah nyata dalam meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat pedesaan.
Revitalisasi ini dilakukan sejak awal Agustus 2025, setelah mahasiswa KKM menemukan kondisi perpustakaan desa yang cukup memprihatinkan. Perpustakaan yang sebelumnya menyatu dengan Balai Desa hanya memiliki satu rak buku yang usang, koleksi bacaan yang terbatas, dan hampir tidak lagi difungsikan oleh warga.
“Ide revitalisasi sudah kami rancang sejak survei kedua pada 30 Juni 2025. Karena tema KKM kami adalah literasi, maka kami memulainya dari sumber bacaan utama, yaitu perpustakaan,” ujar Arya, Ketua KKM 16 Desa Sindangmandi.
Mahasiswa kemudian memutuskan memindahkan lokasi perpustakaan dari Balai Desa ke ruangan yang lebih strategis, yaitu gedung Puskesmas Pembantu (Pustu), yang selama ini hanya digunakan sebulan sekali. Langkah ini memungkinkan perpustakaan lebih mudah diakses oleh masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja.
Seluruh proses revitalisasi dilakukan secara gotong royong, mulai dari membersihkan ruangan, memperbaiki rak buku, menata ulang koleksi bacaan, mengklasifikasikan jenis buku, hingga menambah koleksi baru melalui program donasi. Inisiatif ini tak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada semangat membangun kembali budaya membaca di lingkungan desa.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Teguh, menyampaikan bahwa perpustakaan menjadi bagian penting dalam ekosistem literasi. “Perpustakaan adalah sumber utama yang mendukung proses literasi karena menyediakan beragam buku dan koleksi bacaan. Tujuan kami adalah mengaktifkan kembali perpustakaan Desa Sindangmandi agar dapat meningkatkan minat baca masyarakat,” jelasnya.
Dukungan penuh juga datang dari pemerintah desa. Sekretaris Desa Sindangmandi, Bapak Dace, memberikan apresiasi atas upaya mahasiswa yang membangkitkan kembali fungsi perpustakaan. “Saya sangat mengapresiasi program revitalisasi perpustakaan ini. Keberadaan perpustakaan itu penting banget buat masyarakat, apalagi anak-anak sekolah. Ini bukan cuma soal buku, tapi soal membangun kebiasaan membaca dan belajar di lingkungan desa,” tuturnya.
Perubahan nyata mulai terlihat. Anak-anak desa kini rutin mengunjungi perpustakaan. Salah satunya, Nurul, siswa kelas 4 SDN Sindangmandi, yang dengan antusias menyampaikan kegembiraannya. “Aku senang sekarang ada perpustakaan lagi. Bukunya banyak, aku suka yang ada gambarnya, kayak cerita ayam sama kelinci. Tempatnya juga bersih, jadi enak duduk sambil baca,” ungkapnya ceria.
Kini, Perpustakaan Desa Sindangmandi hadir dengan wajah baru yang lebih rapi, nyaman, dan teratur. Koleksi buku terus bertambah dan dimanfaatkan oleh warga dari berbagai usia. Ruang baca ini kembali berfungsi sebagai pusat kegiatan literasi desa, menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk belajar dan bereksplorasi lewat buku.
Program revitalisasi ini menjadi bukti bahwa kontribusi mahasiswa tidak hanya bersifat sementara, melainkan membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat. Langkah-langkah sederhana seperti memperbaiki perpustakaan dapat menumbuhkan kembali budaya literasi yang selama ini tertidur. Harapannya, semangat ini terus dijaga dan didukung oleh seluruh elemen desa, sehingga menjadi gerakan literasi berkelanjutan yang lahir dari inisiatif lokal.
Redaksi03