Unmas Denpasar Latih Pengelola Perpus Desa Kelod

KOMITMEN dunia akademik dalam mendukung pemberdayaan masyarakat kembali diperlihatkan oleh Program Studi Magister Manajemen Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, tim dosen dan mahasiswa diterjunkan langsung ke Desa Sumerta Kelod untuk memperkuat kapasitas tata kelola Perpustakaan Umum Desa Sumerta Kelod, yang selama ini beroperasi dengan keterbatasan namun menyimpan potensi besarKegiatan yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) ini merupakan bagian dari inisiatif kunjungan pembelajaran dalam upaya pengembangan potensi desa. Meskipun berlokasi di Denpasar, kolaborasi ini menjadi refleksi lintas wilayah tentang pentingnya integrasi literasi, manajemen kelembagaan, dan peran strategis pendidikan tinggi

Perpustakaan Desa Sumerta Kelod mengelola lebih dari 1.000 judul buku dengan hanya tiga orang pengurus. Minimnya pengetahuan teknis pengelolaan menjadi tantangan utama, terutama dalam hal klasifikasi dan penyusunan buku.

Tim pengabdian Unmas, yang terdiri dari Dr. Agus Wahyudi Salasa Gama, Dr. I Gusti Ayu Imbayani, Dr. Ni Putu Nita Anggraini, dan Dr. Ni Putu Yeni Astiti, mendampingi para pengelola untuk memahami prinsip dasar manajemen koleksi. Mereka juga melibatkan pustakawan profesional yang memperkenalkan sistem Dewey Decimal Classification (DDC) sebagai standar pengkodean dan klasifikasi koleksi buku.

“Pendampingan ini tidak hanya teknis, tapi juga strategis. Kami ingin membangun sistem yang berkelanjutan dan mudah diakses oleh masyarakat,” ujar Dr. Imbayani

Hasil dari pelatihan dan pendampingan langsung terlihat. Para pengelola berhasil menerapkan kode DDC pada koleksi buku secara mandiri. Penataan buku menjadi lebih rapi, sistematis, dan mempercepat proses pencarian.

Transformasi ini juga membuka ruang baru bagi perpustakaan desa untuk menjadi lebih dari sekadar tempat membaca. Ia berpotensi tumbuh sebagai pusat literasi desa yang dinamis dan mendukung kegiatan belajar warga secara non-formal.

“Kolaborasi ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi bisa hadir langsung dalam menjawab tantangan desa. Bukan sekadar teori, tapi praktik nyata,” ucap Dr. Agus Wahyudi.

Redaksi01-Alfian

About redaksi01

Check Also

Sumberwringin Ditetapkan Sebagai Desa Budaya, Dorong Pelestarian dan Ekonomi Lokal

BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten Bondowoso resmi menetapkan Desa Sumberwringin sebagai desa budaya pada Selasa (23/7/2025). …

ITB Cirebon Edukasi Warga Desa Geyongan Kelola Sampah Berkelanjutan

CIREBON – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Cirebon yang tergabung dalam program Cirebon Berdampak …

Desa Cikole Gerakkan Ibu Rumah Tangga Wujudkan Kampung Ramah Lingkungan

BANDUNG BARAT – Sebanyak 25 ibu rumah tangga dari RW 03 Desa Cikole, Kecamatan Lembang, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *