DESA Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, menjadi saksi upaya kolaboratif antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Borneo Tarakan (UBT) dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat perbatasan. Melalui program pengabdian masyarakat yang berlangsung pada Jumat–Sabtu (08–09/08/2025), kedua kampus ini menghadirkan konsep integrasi pertanian dan perikanan berbasis potensi lokal.
Program ini merupakan lanjutan dari inisiatif yang telah dimulai sejak 2023, dengan fokus pada pemanfaatan teknologi tepat guna, pengelolaan limbah, dan peningkatan akses pasar bagi petani perbatasan.
Ketua Tim, Prof. Ir. Ramadhani Eka Putra, M.Si., Ph.D., menegaskan bahwa pengembangan wilayah perbatasan tidak bisa dilepaskan dari ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat. “Kami merancang program ini agar petani tidak hanya bergantung pada satu komoditas, tetapi mampu memadukan sektor pertanian dan perikanan untuk menciptakan sistem pangan yang lebih tangguh,” jelasnya.
Selain mendampingi petani dalam penerapan teknologi sederhana, tim juga memberikan pelatihan pengolahan limbah organik menjadi pupuk serta pemanfaatan hasil samping perikanan untuk pakan ternak. Pendekatan ini diharapkan mampu menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), yang menilai program lintas kampus ini sebagai model pembelajaran pengembangan desa perbatasan. “Integrasi ilmu pengetahuan dengan potensi lokal adalah kunci agar masyarakat desa mampu berdaya secara berkelanjutan,” ujar perwakilan DPMD.
Dengan kesinambungan pendampingan sejak 2023, program ITB dan UBT diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan, tetapi juga memperkuat posisi Desa Aji Kuning sebagai sentra ketahanan pangan di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia.
Redaksi01-alfian