KARANGANYAR – Research Group (RG) Biodiversitas Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar penyuluhan dan pelatihan pengolahan limbah dapur skala rumah tangga menggunakan keranjang Takakura. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Sidomulyo, Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, pada 27 Juli 2025.
Sebanyak 40 peserta yang terdiri dari anggota PKK, pengurus RW, serta pengurus RT 1 dan RT 2 Dusun Sidomulyo, mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Keranjang Takakura merupakan metode pengolahan sampah organik menjadi kompos yang diperkenalkan oleh peneliti asal Jepang, Koji Takakura. Prosesnya memanfaatkan keranjang berlubang sebagai wadah pengomposan dengan fermentasi alami, sehingga tidak menimbulkan bau menyengat dan cocok digunakan di skala rumah tangga.
Materi penyuluhan disampaikan oleh Dr. Nita Etikawati, S.Si., M.Si., bersama tim RG Biodiversitas Prodi Biologi FMIPA UNS. Dalam paparannya, Dr. Nita menjelaskan bahwa metode Takakura sangat praktis, tidak memerlukan lahan luas, dan dapat dilakukan mandiri oleh warga.
“Metode Takakura menggunakan keranjang berlubang yang diisi dengan bahan aktif seperti sekam, dedak, dan kompos matang untuk mempercepat proses penguraian,” jelas Dr. Nita di hadapan warga.
Menurutnya, teknik ini memiliki banyak keunggulan, antara lain proses yang cepat, bebas bau, dan efektif mengurangi volume sampah organik secara signifikan. Dengan begitu, beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat ditekan.
“Selain mengurangi sampah, hasil akhir dari metode ini berupa kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah di pekarangan atau kebun warga,” tambahnya.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga praktik langsung pembuatan keranjang Takakura di Balai Kampung Sidomulyo. Peserta diajak menyiapkan bahan, menyusun lapisan media, hingga memahami cara perawatan agar proses penguraian berjalan optimal.
Kegiatan ini mendukung beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Melalui program ini, warga Dusun Sidomulyo diharapkan mampu mengelola sampah organik rumah tangga secara mandiri, mengurangi pencemaran lingkungan, serta menghasilkan pupuk alami yang bermanfaat bagi pertanian lokal.
Dr. Nita juga berharap kegiatan serupa dapat diperluas ke dusun atau desa lain di wilayah Karanganyar dan sekitarnya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
“Kami ingin agar metode sederhana ini menjadi kebiasaan baik di masyarakat, sehingga pengelolaan sampah dapat dilakukan dari sumbernya,” pungkasnya.
Redaksi03