LUMAJANG – Anak-anak di Desa Merakan, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, menunjukkan antusiasme tinggi saat mengikuti program “English is Fun” yang digelar oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang dalam rangkaian program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) kelompok 56. Kegiatan ini berlangsung dalam tiga sesi, dimulai dari bimbingan belajar pada 7 Juli 2025, kemudian dilanjutkan di dua sekolah dasar, yakni SDN Merakan 02 pada 16 Juli 2025 dan SDN Merakan 03 pada 17 Juli 2025.
Program ini bertujuan untuk memperkenalkan dasar-dasar Bahasa Inggris kepada siswa-siswi sekolah dasar melalui metode belajar yang menyenangkan dan interaktif. Siti Nur Rohmah dari Fakultas Pertanian UB bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan, yang juga didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Erlangga Setyawan, SP., MM.
Materi yang diajarkan mencakup pengenalan diri (Introduction Myself), penggunaan “to be” (am, is, are), kosakata benda (Noun), kata sifat (Adjective), kata keterangan (Adverb), serta penggunaan kalimat dengan verb-ing seperti “I am reading.” Materi-materi tersebut dikemas dalam bentuk permainan, mengenal gambar, bernyanyi, dan percakapan sederhana agar proses belajar terasa menyenangkan.
Desa Merakan dikenal sebagai wilayah dengan keterbatasan fasilitas pendidikan. Saat ini hanya terdapat tiga sekolah dasar tanpa keberadaan jenjang SMP atau SMA. Hal ini menyebabkan akses terhadap literasi dan pembelajaran Bahasa Inggris menjadi sangat terbatas.
“Anak-anak di sini punya semangat yang luar biasa, walaupun mereka belum pernah belajar Bahasa Inggris sebelumnya. Kami ingin menumbuhkan kepercayaan diri mereka agar tidak takut mencoba hal baru,” ujar Siti Nur Rohmah.
Ambar Junianti, selaku koordinator MMD UB Kelompok 56 di Desa Merakan, menambahkan, “Semoga kegiatan ini bisa menjadi awal yang baik. Kami ingin menunjukkan bahwa belajar Bahasa Inggris itu bisa dilakukan di mana saja, bahkan dari desa.”
Melalui program ini, mahasiswa berharap anak-anak memiliki pengalaman belajar yang berkesan, sekaligus memperluas wawasan mereka akan pentingnya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Program ini membuktikan bahwa semangat belajar tetap bisa tumbuh, bahkan di tengah keterbatasan.
Redaksi03