JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengajak para konten kreator di desa untuk menjadi pelopor digital dalam mempromosikan potensi lokal, menggerakkan ekonomi, dan membangun narasi positif terkait pembangunan desa.
Langkah ini disampaikan oleh Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa dan Daerah Tertinggal, Dicky Yosepial, dalam peluncuran Program Sekolah Desa dan webinar bertajuk “Peran Konten Kreator untuk Promosi Wisata Desa”, yang dipantau dari Jakarta, Rabu (18/06/2025).
“Kami menargetkan semakin banyak para kreator konten desa yang akan menjadi pelopor digital untuk mempromosikan potensi desa, menggerakkan ekonomi lokal, dan membangun narasi positif tentang pembangunan desanya,” ujar Dicky.
Ia menegaskan, di era digital saat ini, peran konten kreator sangat strategis dalam membentuk citra pembangunan desa yang progresif, melalui promosi kreatif yang berbasis media sosial dan teknologi informasi.
Kemendes PDTT, lanjutnya, juga mengapresiasi kolaborasi dengan Asosiasi Konten Kreator Desa Indonesia (AKDI) yang selama ini aktif membina dan mengembangkan jejaring kreator konten lokal.
Untuk memperkuat kapasitas para konten kreator di tingkat desa, Kemendes PDTT menghadirkan Program Sekolah Desa—sebuah platform pelatihan terpadu yang menggabungkan pembelajaran daring dan luring, serta membuka ruang kolaborasi lintas sektor.
“Sekolah Desa merupakan program yang menggabungkan pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi. Platform ini dirancang untuk memperkuat sumber daya manusia di desa secara menyeluruh,” jelas Dicky.
Program ini tak hanya menyasar konten kreator, tapi juga mencakup aparatur desa, pengelola BUMDes, pelaku UMKM, generasi muda, hingga masyarakat umum. Modul-modul yang disiapkan bersifat tematik dan aplikatif, memudahkan akses pembelajaran bagi seluruh kelompok sasaran di desa.
Inisiatif Sekolah Desa juga menjadi bentuk implementasi dari Permendes PDTT Nomor 5 Tahun 2025, yang mengatur organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis di lingkungan Kemendes PDTT, khususnya melalui Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Peluncuran Sekolah Desa, menurut Dicky, mempertegas komitmen Kemendes PDTT dalam membangun desa maju dan mandiri berbasis digital, sekaligus menciptakan ruang partisipatif bagi masyarakat desa untuk menjadi produsen narasi pembangunan, bukan sekadar objeknya. []
Redaksi04