JAKARTA DESA NUSANTARA Pemerintah daerah melalui pengembangan sistem digital pasar bertajuk Simpasar (Sistem Informasi Manajemen Pasar) terus mendorong transformasi pengelolaan pasar tradisional agar lebih modern, tertib, dan berdaya saing. Sistem ini diharapkan mampu meningkatkan loyalitas pembeli sekaligus mendorong peningkatan jumlah kunjungan ke pasar.
“Sistem ini bisa mendorong loyalitas pembeli sekaligus meningkatkan kunjungan pasar,” tutur Nurbianto, salah satu pihak yang terlibat dalam pengembangan program tersebut.
Menurutnya, skema Simpasar dirancang untuk memberikan manfaat yang merata bagi seluruh pelaku usaha yang terlibat dalam rantai pasok pasar. Tidak hanya pedagang tradisional, tetapi juga pelaku usaha skala lebih besar seperti restoran, hotel, jasa katering, serta warung makan.
Dengan adanya integrasi sistem, pelaku usaha dapat mengakses pasokan bahan baku lebih mudah, konsumen memperoleh pengalaman belanja yang lebih praktis, sementara pemerintah dapat memantau transaksi dan aktivitas pasar secara lebih transparan dan terukur.
Meski menjanjikan, pengembangan Simpasar tidak lepas dari berbagai tantangan. Tantangan terbesar saat ini adalah kesiapan digital para pedagang tradisional yang masih beragam, keterbatasan infrastruktur jaringan internet di sejumlah wilayah, serta kebutuhan mendesak akan pelatihan literasi teknologi.
“Nantinya kami akan melakukan pendekatan sosial dan komunikasi secara intens kepada para pedagang. Harapannya, proses transformasi digital ini bisa berjalan mulus tanpa menimbulkan resistensi,” jelas Nurbianto.
Ke depan, pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan terkait berencana menggelar pelatihan, pendampingan, serta penguatan infrastruktur untuk memastikan seluruh pedagang mampu beradaptasi dengan sistem baru tersebut.
REDAKSI01-ALFIAN
Desa Nusantara Jaringan Media Desa Nusantara