PERPUSTAKAAN tidak lagi identik dengan gedung perkotaan. Kini, desa pun mulai menempatkan literasi sebagai kebutuhan penting bagi warganya. Hal itu tercermin di Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, yang menjadi salah satu pelopor berdirinya perpustakaan desa.
Melalui dukungan Pemerintah Kabupaten Jombang bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Tondowulan menghadirkan Perpustakaan Desa Tondo Maos yang berdiri sejak tahun 2014. Perpustakaan ini terus berkembang hingga kini mengoleksi lebih dari 1.800 eksemplar buku dari berbagai topik, mulai pertanian, peternakan, perkebunan, teknologi, bisnis, hingga literatur anak.
Menariknya, koleksi buku anak mendominasi rak perpustakaan berkat program Bantuan 1000 Buku Bermutu dari Perpustakaan Nasional pada tahun 2024. Kehadiran buku anak ini menjadi magnet tersendiri bagi generasi muda desa, sekaligus menghidupkan budaya membaca di tengah masyarakat.
Kepala Desa Tondowulan menyebut, keberadaan Tondo Maos bukan hanya sebagai tempat membaca, melainkan juga pusat kegiatan literasi. “Kami ingin menjadikan perpustakaan desa sebagai ruang belajar bersama. Anak-anak bisa membaca, orang tua mendapatkan referensi usaha, dan petani mendapat akses informasi pertanian terbaru,” ungkapnya pada Selasa (19/08/2025).
Inisiatif ini juga sejalan dengan visi pemerintah daerah yang menempatkan desa sebagai ujung tombak pembangunan. Melalui kunjungan pembelajaran yang diinisiasi DPMD, model pengelolaan Perpustakaan Tondo Maos diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi desa lain di Jombang maupun daerah lain.
Dengan perpustakaan desa, masyarakat tidak hanya menikmati akses informasi, tetapi juga mendapatkan peluang meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tondo Maos hadir sebagai bukti bahwa literasi adalah kunci pembangunan yang bisa dimulai dari desa.
Redaksi01-alfian