KUTAI KARTANEGARA– Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, menegaskan bahwa peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 Kelurahan Maluhu bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum penting untuk mempererat solidaritas antarwarga serta memperkuat geliat pembangunan di wilayah tersebut.
Rangkaian kegiatan peringatan HUT tahun ini dipusatkan di tiga titik strategis, yaitu Panggung Sasana Krida Bhakti sebagai pusat kegiatan utama, Balai Pertemuan Umum (BPU), dan kawasan Embung Maluhu. Ketiganya menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai acara, seperti pawai budaya, lomba olahraga, pentas seni, dan syukuran tumpeng.
“Kami berharap peringatan ini menjadi ajang untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, membangun sinergi, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam memajukan Kelurahan Maluhu,” ujar Tri Joko, Minggu (11/05/2025). Menurutnya, pemilihan tiga lokasi kegiatan bertujuan untuk memberikan ruang lebih luas bagi masyarakat untuk terlibat dan merasakan langsung semarak perayaan. Kawasan Embung Maluhu, misalnya, selain menjadi lokasi kegiatan luar ruang juga diproyeksikan sebagai ruang publik baru yang ramah keluarga dan mendukung kegiatan masyarakat.
Tri Joko menyampaikan apresiasinya kepada seluruh panitia, tokoh masyarakat, dan warga Maluhu yang telah bergotong royong menyukseskan kegiatan ini. Ia menilai semangat kebersamaan tersebut menjadi cerminan kuatnya solidaritas sosial yang menjadi fondasi utama dalam proses pembangunan. “Kami bersyukur, warga sangat antusias dan ikut aktif menyemarakkan seluruh rangkaian kegiatan. Ini menandakan bahwa masyarakat Maluhu memiliki komitmen yang tinggi terhadap kemajuan lingkungannya,” imbuhnya.
Dengan mengusung tema “Semarak HUT Maluhu 2025”, ia berharap momentum peringatan ini dapat memperkuat semangat warga dalam menjaga persatuan, melestarikan budaya lokal, serta bergandengan tangan membangun wilayah yang lebih maju, tertata, dan berdaya saing.
Tri Joko juga menekankan bahwa ke depan, pembangunan Kelurahan Maluhu akan terus diarahkan tidak hanya pada aspek fisik seperti infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya.
Ia percaya, kolaborasi yang erat antara pemerintah dan warga akan menjadi kunci keberhasilan menuju Maluhu yang lebih baik.
Ia percaya, kolaborasi yang erat antara pemerintah dan warga akan menjadi kunci keberhasilan menuju Maluhu yang lebih baik. Menurutnya, pembangunan tidak bisa hanya bergantung pada kebijakan dari atas, tetapi harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. “Kami membutuhkan sinergi. Pemerintah bisa menyediakan fasilitas dan kebijakan, tetapi keberlanjutan program sangat tergantung pada dukungan warga,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya komunikasi dua arah antara pemangku kebijakan dan masyarakat. Aspirasi warga, kata dia, harus menjadi pijakan dalam setiap langkah pembangunan, agar program yang dijalankan benar-benar menyentuh kebutuhan riil di lapangan. Dengan adanya keterlibatan masyarakat sejak tahap perencanaan hingga evaluasi, setiap proyek pembangunan akan memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi dan berdampak langsung terhadap kualitas hidup.
“Bersama-sama, kita bisa membangun Maluhu yang lebih maju, adil, dan sejahtera,” pungkasnya.*
Penulis : Anggi Triomi
Penyunting: Nuralim