Lima Desa di Aceh Utara Terendam Banjir dan Longsor, Satu Rumah Rusak Parah

ACEH UTARA – Lima desa di Kecamatan Banda Baro, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, terendam banjir dan longsor pada Minggu (9/3/2025) dini hari. Desa-desa yang terdampak bencana tersebut adalah Desa Jamuan, Alue Keuriyai, Uleu Nyeu, Paya Uleu, dan Desa Sangkelan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Saiful, mengatakan air mulai masuk ke permukiman penduduk sejak dini hari hingga pagi hari. “Air masuk ke pemukiman penduduk sejak dini hari sampai pagi. Sekarang sudah mulai surut,” ujar Saiful saat dihubungi, Minggu.

Menurutnya, pihak BPBD Aceh Utara masih melakukan pendataan terkait kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir dan longsor tersebut. Seluruh laporan kerusakan telah disampaikan kepada Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil, dan Sekda Aceh Utara, A Murthala.

“Kerusakan lainnya masih dalam pendataan. Semua laporan sudah kami sampaikan kepada Bupati dan Sekda,” kata Saiful.

Khusus di Desa Alue Keuriyai, dua rumah dilaporkan mengalami kerusakan ringan akibat longsor. Rumah milik Kamariah Ismail dan Saifuddin Usman terdampak material longsoran, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Dua rumah di Desa Alue Keuriyai mengalami rusak ringan akibat longsor,” terangnya.

Sementara itu, di lokasi berbeda, Kapolsek Nisam, Kabupaten Aceh Utara, Iptu Muslim, menginformasikan bahwa satu rumah milik warga Muhammad Yusuf (75) di Desa Alue, Kecamatan Nisam, mengalami kerusakan cukup parah. Rumah yang berkontruksi beton tersebut mengalami kerusakan sekitar 80 persen.

“Rumah tersebut rusak sekitar 80 persen. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” jelas Iptu Muslim.

Pihak BPBD Aceh Utara bersama TNI, Polri, dan masyarakat setempat kini terus melakukan penanganan dan pembersihan di lokasi terdampak bencana. Bantuan logistik dan kebutuhan dasar warga yang terdampak juga telah disalurkan untuk memastikan kondisi mereka tetap aman.

Saiful mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut. Menurutnya, kondisi tanah yang labil dan curah hujan tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir dan longsor susulan.

“Kami terus memantau kondisi di lapangan dan mengimbau masyarakat agar tetap waspada, terutama yang berada di daerah rawan bencana,” tutup Saiful.[]

Redaksi10

About Rara

Check Also

Masjid Nurul Iman Desa Kiyonten Gelar Santunan dan Buka Bersama Anak Yatim di Bulan Ramadhan

DESA KIYONTEN — Bulan suci Ramadhan menjadi momentum bagi umat muslim untuk memperbanyak amal kebaikan. …

Pemerintah Desa Tembuku Evaluasi Pengelolaan Wisata Tukad Krisik Waterfall

TEMBUKU — Pemerintah Desa Tembuku mengadakan rapat koordinasi terkait pengelolaan objek wisata Tukad Krisik Waterfall …

Pos Retribusi Kalurahan Tepus Dipindahkan untuk Optimalkan Pelayanan

TEPUS – Pemerintah Kalurahan Tepus melakukan pemindahan lokasi pos retribusi dari pertigaan menuju Pantai Watunene …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *