KUTAI KARTANEGARA – Setelah bertahun-tahun beroperasi tanpa fasilitas tetap, Bank Sampah Melayu di Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, kini segera memiliki gedung permanen. Proyek pembangunan gedung yang diprakarsai oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara telah mencapai progres 80 persen. Gedung ini berlokasi di bekas area Rumah Sakit Perkesit Lama, yang dinilai strategis sebagai pusat pengelolaan sampah anorganik.
Lurah Melayu, Aditiya, mengungkapkan bahwa sejak didirikan pada 2017, Bank Sampah Melayu menghadapi banyak kendala akibat tidak memiliki gedung tetap. Selama ini, kegiatan operasional menggunakan bangunan rumah dinas tentara yang dipinjamkan.
“Sejak berdiri, kami terkendala karena belum memiliki gedung tetap. Sementara ini, kami meminjam bangunan rumah dinas di depan kantor kelurahan. Alhamdulillah, sekarang DLHK membantu kami membangun gedung permanen, dan ini sangat kami nantikan,” kata Aditiya, Selasa (3/12/2024).
Meskipun keterbatasan fasilitas, Bank Sampah Melayu tetap aktif melayani masyarakat setiap Jumat sore. Sampah yang disetor meliputi botol plastik, besi bekas, hingga minyak jelantah.
“Rata-rata nasabah menyetorkan tiga hingga empat kilogram botol plastik setiap minggu. Kini, jenis sampah seperti kertas atau koran mulai berkurang, sehingga plastik dan besi lebih dominan,” tambahnya.
Aditiya berharap gedung baru ini mampu mengatasi kendala operasional yang selama ini dihadapi. “Gedung ini diharapkan menjadi solusi untuk melanjutkan program pengelolaan sampah secara optimal,” ujarnya.
Bank Sampah Melayu merupakan program unggulan Kelurahan Melayu yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Selain mengurangi limbah di tempat pembuangan akhir, program ini memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Dengan fasilitas baru, Bank Sampah Melayu diharapkan menjadi pusat edukasi lingkungan untuk mendorong partisipasi masyarakat menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.
Penulis: Rasyidah
Penyunting: Nuralim