SELAT, PANJANG DESA – NUSANTARA: Komitmen pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pulau Rangsang terus diperkuat. PT Sumatera Riang Lestari (SRL) Blok V kembali menunjukkan keseriusannya dengan melanjutkan Program Free Fire Village atau Desa Bebas Api, sebuah inisiatif kolaboratif yang menempatkan masyarakat sebagai garda terdepan dalam menjaga lingkungan gambut dari ancaman kebakaran.
Kelanjutan program tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepakatan antara PT SRL dengan tiga desa rawan Karhutla di Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, yakni Desa Penyagun, Desa Wonosari, dan Desa Teluk Samak. Penandatanganan berlangsung di Ballroom Hotel Grand Indobaru, Selatpanjang.
Kegiatan ini dihadiri oleh unsur Forkopimda serta sejumlah pejabat daerah, di antaranya Wakapolres Kepulauan Meranti Kompol Detis Mayer Silitonga, SH, Kepala BPBD Kepulauan Meranti M. Khardafi, Kepala Dinas Perkimtan-LH Agustiono, ST, Camat Rangsang Budi Cahyadi, Kapolsek Rangsang AKP Gunawan, Danramil 02/Tebingtinggi Kapten Arh Efri H. Nasution, serta jajaran manajemen PT SRL.
Turut hadir para kepala desa mitra, yakni Kepala Desa Penyagun Syaiful, Kepala Desa Wonosari M. Taufik, dan Kepala Desa Teluk Samak Bahrin, bersama anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari masing-masing desa.
Perwakilan Manajemen PT SRL, Fahmi Panjaitan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Program Desa Bebas Api bukan sekadar simbol kerja sama, melainkan bentuk penghargaan terhadap kesadaran dan peran aktif masyarakat desa dalam menjaga wilayahnya tetap aman dari Karhutla.
“Program ini merupakan wujud apresiasi atas kerja kolektif masyarakat. Pada periode pertama, desa yang berhasil mempertahankan wilayahnya bebas Karhutla memperoleh reward sebesar Rp100 juta sebagai bentuk motivasi,” ujarnya.
Menurut Fahmi, pencegahan sejak dini jauh lebih efektif dibandingkan penanggulangan pascakebakaran. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat menjadi faktor utama keberhasilan program Desa Bebas Api.
Melalui kelanjutan program ini, PT SRL berharap semakin banyak desa di Pulau Rangsang yang terbebas dari ancaman Karhutla. Selain menjaga kelestarian lingkungan, kolaborasi tersebut juga memperkuat rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem gambut.
Program Desa Bebas Api sendiri telah dijalankan PT SRL secara konsisten sejak 2020. Pada 2023, program ini menggandeng Desa Bungur, Desa Telesung, dan Desa Tanjung Kedabu. Sementara pada 2022, kemitraan dilakukan bersama Desa Sungai Gayung Kiri dan Desa Tanjung Medang.
PT SRL mulai mengantongi izin operasional di Pulau Rangsang sejak 2007 dan mulai beroperasi pada 2009. Seiring aktivitas tersebut, perusahaan mengalokasikan anggaran pengembangan masyarakat sebesar Rp1 miliar per tahun. Hingga kini, Program Desa Bebas Api telah menjangkau 10 desa di sekitar area konsesi perusahaan.
Berbagai kegiatan pencegahan Karhutla dilaksanakan secara terpadu, mulai dari pelatihan pemadaman api bagi masyarakat, patroli rutin di wilayah rawan kebakaran, hingga edukasi lingkungan guna mendorong pembukaan lahan tanpa pembakaran.
Redaksi01-Alfian
Desa Nusantara Jaringan Media Desa Nusantara