MALANG DESA NUSANTARA Universitas Ma Chung terus memperkuat kiprahnya dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Binaan. Salah satu wujud konkret dari komitmen tersebut tampak dalam kegiatan pelatihan batik, anyaman bambu, serta instalasi mesin serut bambu yang dilaksanakan di Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Hibah Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) 2025 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Melalui program ini, perguruan tinggi berperan aktif mendorong transformasi ekonomi desa berbasis kearifan lokal.
Program PDB 2025 Universitas Ma Chung di Sumberdem berangkat dari proposal bertajuk “Inovasi Pemasaran Produk Ekonomi Kreatif Desa (Kriya dan Kuliner) Berbasis Kearifan Lokal Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang dalam Mendukung Semangat Menuju Desa Wisata Indonesia.” Proposal ini disusun oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Ma Chung yang diketuai oleh Prof. Dr. Anna Triwijayati, SE., M.Si., bersama Prof. Dr. Pieter Sahertian, M.Si., Didit Prasetyo Nugroho, S.Sn., M.Sn., dan Bintang Pramudya Putra Prasetya, S.Sn., M.Ds.
Kolaborasi ini juga melibatkan Dr. Zuhkhriyan Zakaria, M.Pd. dari Universitas Islam Malang sebagai mitra akademik, memperkuat sinergi lintas universitas dalam mendukung pemberdayaan masyarakat desa.
Desa Sumberdem diketahui memiliki potensi besar sebagai calon Desa Wisata Indonesia berkat kekayaan sumber daya alamnya, seperti bambu, kopi, cengkeh, dan bunga. Melalui pelatihan yang diberikan, masyarakat desa diharapkan mampu mengolah potensi tersebut menjadi produk kriya bernilai ekonomi tinggi serta berdaya saing di pasar wisata dan ekonomi kreatif.
Pelatihan tahap pertama digelar pada Jumat–Sabtu (11–12/10/2025) dengan fokus pada teknik ecoprint dan bambu ukir. Tahap kedua kemudian dilaksanakan pada Senin–Selasa (10–11/11/2025) yang meliputi pelatihan batik tulis, ciprat, dan cap, serta instalasi mesin serut bambu untuk mempercepat proses produksi.
Dalam kegiatan tersebut, tim abdimas Universitas Ma Chung juga membantu masyarakat mengembangkan motif batik khas Desa Sumberdem. Motif tersebut dirancang menggunakan pola cap berbahan tembaga yang berpotensi didaftarkan sebagai produk kriya ber-HKI.
Melalui pendekatan terintegrasi antara akademik, teknologi, dan kearifan lokal, Universitas Ma Chung berupaya menjadikan Sumberdem sebagai model desa kreatif yang mampu berdikari secara ekonomi sekaligus menjadi destinasi wisata berbasis budaya dan lingkungan.
Redaksi01-Alfian
Desa Nusantara Jaringan Media Desa Nusantara