TENGGARONG – Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Puji Utomo mengonfirmasi, honor bagi 800 penari yang tampil pada Festival Erau 2024 telah dibayarkan. Konfirmasi itu disampaikan pada Sabtu (9/11/2024) dalam keterangan resminya kepada media.
Sebelumnya, mencuat informasi penundaan pembayaran honor para penari Erau 2024. Puji Utomo mengakuinya. Namun dia menjelaskan, hal itu terjadi karena adanya gangguan jaringan pada Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD), yang berdampak pada keterlambatan penyaluran dana ke pihak Event Organizer (EO).
Puji mengungkapkan, anggaran keseluruhan untuk pementasan tari massal dalam Festival Erau 2024 yang digelar pada September kemarin mencapai Rp 1,2 miliar, dengan ketentuan pemotongan pajak sebesar 13 persen sesuai aturan keuangan pemerintah.
“Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) turut hadir dalam pembagian honor untuk memastikan seluruh proses sesuai peraturan. Kami berkomitmen untuk selalu transparan dalam penggunaan anggaran,” ungkapnya.
Dia menegaskan, pihaknya berusaha keras untuk menyelesaikan pembayaran sesegera mungkin meski sempat terkendala jaringan. Ia menyatakan, Disdikbud Kukar memahami pentingnya waktu pembayaran bagi para penari, yang telah berlatih dan tampil untuk Festival Erau, salah satu acara budaya terbesar di Kutai Kartanegara.
“Kami berupaya menjaga kepercayaan masyarakat dengan memastikan semua hak para penari terpenuhi secara adil dan transparan,” imbuh Puji.
Sementara Defrianur, pimpinan Event Organizer yang bertanggung jawab terhadap penampilan tari massal, juga membenarkan bahwa honor telah diterima para penari. Menurutnya, pembayaran dilakukan langsung kepada para penari di sanggar atau kelompok masing-masing.
“Honor yang diterima para penari setelah dipotong pajak adalah Rp 1.324.350 per orang dari nilai awal Rp 1.500.000. Pemotongan ini mencakup Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar total 13 persen, yang telah dijelaskan kepada seluruh penari,” jelas Defri.
Defri menyatakan, proses penyerahan honor dilakukan secara terbuka dan setiap penari diberikan kesempatan untuk memeriksa rincian potongan dan jumlah akhir yang diterima. “Kami memastikan bahwa pembagian honor ini dilakukan dengan transparansi penuh, dan kami mengapresiasi kesabaran para penari dalam proses ini,” tambahnya.
Festival Erau yang diselenggarakan setiap tahun di Kabupaten Kukar, adalah acara budaya yang selalu dinantikan oleh masyarakat setempat. Menampilkan ratusan penari dengan berbagai tarian tradisional dan atraksi budaya lainnya, acara ini menjadi simbol kekayaan budaya Kutai. Pembayaran honor secara tepat waktu menjadi faktor penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan partisipasi para seniman dalam melestarikan budaya daerah.
Dengan terselesaikannya masalah pembayaran honor ini, Disdikbud dan EO berharap agar seluruh pihak dapat kembali berfokus pada keberhasilan penyelenggaraan Festival Erau di masa mendatang. []
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Agus P Sarjono