KUTAI KARTANEGARA – DESA Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kini tak lagi sekedar desa budaya. Geliat perekonomian mulai terasa usai diresmikannya Rumah Cokelat Desa Budaya Lung Anai oleh Bupati Kukar Edi Damansyah, Jumat (23/2/2024).
Industri rumahan itu menjadi wujud nyata hilirisasi perkebunan kakao yang tumbuh dan berkembang di Desa Lung Anai. Bahkan menurut Bupati Edi Damansyah, program ini sekaligus menghapus stigma yang menyebut masyarakat Kutai dan Dayak sering membakar hutan atau berladang secara berpindah-pindah. Padahal kenyataannya, yang membakar hutan adalah pihak lain.
Harus diakui, keberadaan rumah cokelat membawa harapan bagi warga Desa Lung Anai. Petani setempat pun tak sulit lagi mengolah hasil perkebunan kakao yang sudah berjalan dengan baik di Desa Lung Anai. Di sana terdapat dua hektare (ha) lahan perkebunan kakao yang dikelola oleh Kelompok Tani Lalut Isau.
Edi berharap, rumah produksi cokelat yang sudah dibangun bisa dimanfaatkan keberadaannya secara maksimal. Selain itu, para petani juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas kakao yang diproduksi agar sesuai standar dan cokelat yang dihasilkan berkualitas.
“Rumah produksi sudah diresmikan dan harus dipikirkan juga pasokan bahan bakunya. Tidak usah dulu memperluas perkebunan, yang terpenting saat ini bagaimana meningkatkan kualitas produksi kakao agar produksinya bisa sesuai dengan standar,” pesannya, saat meresmikan Rumah Cokelat Desa Lung Anai.
Ia juga mendorong pengelolaan aset desa berupa tanah dua hektare untuk memperluas kebun cokelat dan meminta Dinas Perkebunan mengalokasikan anggaran untuk demonstrasi plot (Demplot) sebagai sarana pendukung.
Edi Damansyah ingin membangun brand Desa Lung Anai sebagai rumah cokelat dengan kebun, petani, dan rumah produksi, serta memanfaatkan aset desa. Keberadaan rumah cokelat ini pun melengkapi Desa Budaya Lung Anai sebagai destinasi wisata.
Di mana para wisatawan tak hanya menikmati budaya yang ada di desa itu, namun juga bisa melihat dari dekat pengolahan cokelat. Sekaligus menjadikan cokelat produksi Desa Lung Anai sebagai buah tangan wisatawan saat kembali ke daerah asalnya.
Sementara Kades Lung Anai Lucay Nay menambahkan, fasilitas rumah kakao sebelumnya menjadi aset milik Forum Pemerhati Masyarakat Loa Kulu (FPMLK) Lung Anai. Pada 2013, aset tersebut diserahkan kepada pemerintah desa, yang kemudian diberikan nama Rumah Cokelat Lung Anai.
Lucay Nay merasakan perhatian pemerintah daerah dalam memajukan Desa Lung Anai, mulai dari bimbingan dan pelatihan SDM hingga pembangunan infrastruktur. “Desa ini dulunya sangat terpencil dan jauh dari ibu kota kabupaten, namun sekarang Desa Lung Anai tidak kalah bersaing dengan desa-desa lainnya,” katanya.
PERAN MHU
Keberadaan Rumah Cokelat Desa Budaya Lung Anay tak lepas dari peran PT Multi Harapan Utama (MHU). Perusahaan tambang batu bara ini berkomitmen untuk berdampingan secara harmonis dengan masyarakat sekitar operasi. Sehingga masyarakat juga mendapatkan manfaat akan kehadiran MHU.
Ketua Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani Muhammad Fadli memaparkan, kepedulian PT MHU terhadap pengembangan potensi Desa Budaya Lung Anai di mulai pada bulan Maret 2023. Saat itu MHU memberikan bantuan kotak fermentasi biji kakao. MHU juga bekerjasama dengan Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani, melaksanakan pelatihan fermentasi biji kakao.
“Pada April 2023, PT MHU memfasilitasi pembangunan rumah pengering biji kakao di halaman Rumah Cokelat Lung Anai. Termasuk memberikan bantuan alat pengukur digital kadar air biji kakao,” jelas Fadli.
Mei 2023, Dinas Perkebunan Kukar memberikan bantuan satu unit mesin sangrai biji (roaster) dan satu unit mesin pemecah kulit dan pemisah biji kakao (desheller), serta beberapa kotak fermentasi.
Untuk memberikan ketrampilan pengolahan biji kakao menjadi produk olahannya (cokelat), pada September 2023 PT MHU bekerjasama dengan Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) pelatihan pengolahan cokelat dengan narasumber adalah Owner Mamia Cokelat dari Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Meski dalam pelatihan itu masih menggunakan bahan setengah jadi (formula/pasta) dari rumah cokelat lain, namun peserta bimtek telah mampu menghasilkan dua jenis produk olahan cokelat
Masih di bulan yang sama, PT MHU kembali memberikan bantuan enam unit mesin pengolahan cokelat. Yaitu mesin pemasta kasar cokelat, mesin penghalus pasta cokelat, mesin pengepal lemak manual, mesin pembubuk cokelat dan mesin pengayak cokelat bubuk mekanis.
“Mesin–mesin ini melengkapi mesin sebelumnya yang diberikan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kertanegara,” ujar Fadli.
Dia mengungkapkan, dengan keberadaan mesin-mesin tersebut, Rumah Cokelat Lung Anai telah dapat menghasilkan produk olahan cokelat. Baik permen cokelat maupun bubuk coklat yang berasal dari biji kakao yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Lung Anai.
Pada perkembangannya kemudian, Dinas Koperasi dan UMKM Kukar memfasilitasi Rumah Cokelat Lung Anai untuk mengikuti pelatihan penyuluhan keamanan pangan serta pendampingan penerbitan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-PIRT) dan Nomor Induk berusaha (NIB).
Rumah Cokelat Lung Anai kemudian mendapatkan kesempatan untuk memasarkan hasil produksinya pada Nusantara Agrifest 2023 yang diselenggarakan oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
“Alhamdulillah, dalam beberapa kegiatan dan even yang diikuti, Rumah Cokelat Lung Anai selalu mendapat apresiasi dan sambutan yang hangat dari masyarakat,” ucap Fadli.
Mengingat kondisi bangunan Rumah Cokleat Lung Aanai belum representatif untuk dijadikan rumah produksi, Pemerintah Desa Lung Anai dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berinisiatif untuk merehabilitasi Rumah Cokelat Lung Anai.
Perjalanan panjang dan kesungguhan itu pun berbuah manis. Pada Jumat, 23 Februari 2024, Rumah Cokelat Desa Budaya Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) diresmikan Bupati Kukar Edi Damansyah.
Peresmian ditandai penandatangan prasasti oleh Edi Damansyah dan Kepala Teknik Tambang PT Multi Harapan Utama Aris Subagyo.
Peresmian dihadiri Perwakilan Otorita IKN Bidang Sosial Masyarakat Farid, Manajemen PT MHU Muslim Gunawan, Ketua Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani Muhammad Fadli dan Forkopimcam Loa Kulu. Turut hadir pula Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Muhammad Taufik dan Kepala Desa (Kades) Lung Anai Lucas Nay.
Bupati Edi Damansyah mengapresiasi PT MHU, Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani serta OPD teknis karena komitmen mengembangkan Rumah Cokelat Desa Lung Anai yang berlokasi di RT 2 Jalan Bangen Tawai.
“Rumah produksi sudah diresmikan dan harus dipikirkan juga pasokan bahan bakunya. Tidak usah dulu memperluas perkebunan, yang terpenting saat ini bagaimana meningkatkan kualitas produksi kakao agar produksinya bisa sesuai dengan standar,” pesan Edi.
Memang, upaya untuk mencapai target itu membutuhkan perjuangan dan kerja keras bersama, bukan cuma para petani. Edi meyakini, bila upaya ini dikerjakan dengan sungguh-sungguh, maka akan mendatangkan keuntungan di kemudian hari, khususnya dalam meningkatkan pemasukan ekonomi.
“Tinggal diperbaiki pengelolaanya, saya juga berjanji akan membantu memfasilitasi program meningkatkan kualitas, baik pelatihan maupun bibit, serta modal bagi para petani melalui Kredit Kukar Idaman,” pungkas Edi. *aps