JAKARTA DESA NUSANTARA Kebijakan pemerintah kerap menuai respons beragam dari publik: sebagian menolak karena dampaknya dianggap negatif, sementara sebagian mendukung apabila interpretasi dan pelaksanaannya dinilai tepat. Dalam sorotan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG), sejumlah pihak menolak dengan alasan kasus keracunan massal dan usulan pengalihan anggaran ke pendidikan. Di sisi lain, sejumlah warga mendukung program tersebut. Dalam artikel ini, kita menghadirkan suara pendukung MBG berdasarkan fakta dan pengalaman masyarakat, agar pembahasan menjadi lebih seimbang.Sebagian masyarakat menyambut baik program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena dianggap sebagai bentuk nyata perhatian negara terhadap aspek gizi dan kesejahteraan warga. Program ini dipandang sebagai instrumen untuk mengurangi beban keluarga miskin dalam pemenuhan gizi harian, sekaligus mendukung upaya percepatan stunting dan malnutrisi.
Seorang warga yang sehari-hari bekerja di sektor informal menyatakan bahwa program ini telah membantu meringankan pengeluaran keluarga terutama di masa sulit
Di mata pendukung program, MBG bukan semata subsidi konsumsi, melainkan investasi kesehatan masyarakat. Bila program berjalan dengan pengelolaan yang baik—termasuk pemilihan bahan, kebersihan, dan pengawasan—manfaat jangka panjangnya dinilai melebihi potensi risiko.
Sebagai respons atas keracunan yang pernah terjadi, warga pendukung menyerukan agar sistem pengadaan bahan, penyiapan makanan, dan pengawasan kesehatan diperkokoh, bukan serta-merta membatalkan program.
Beberapa warga yang mendukung pun menolak ide mengalihkan anggaran MBG ke pendidikan secara
Redaksi01-Alfian