TRADISI Syukuran Bumi 2025 yang digelar di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, sejak Kamis (11/09/2025) hingga Sabtu (13/09/2025), bukan sekadar pesta rakyat. Perayaan yang dipusatkan di areal persawahan Kampung Cisumur ini menghadirkan aneka kesenian dan budaya, sekaligus menjadi refleksi kehidupan para petani yang bergantung pada ketersediaan air.
Bagi warga setempat, Syukuran Bumi adalah wujud rasa terima kasih atas hasil panen sekaligus sarana mempererat kebersamaan. Namun, di balik kemeriahan, tersimpan realitas getir yang masih membayangi petani: minimnya pasokan air, terutama saat musim kemarau panjang.
Kekeringan hingga tiga bulan tanpa hujan membuat sawah tadah hujan di desa itu rawan gagal panen. Kondisi serupa bahkan berdampak pada sumur warga yang ikut mengering, sehingga kebutuhan air sehari-hari pun terganggu.
Tradisi Syukuran Bumi, dengan segala simbol ritual dan perayaan budaya, menjadi pengingat bahwa keberlangsungan hidup petani bukan hanya soal menjaga adat dan tradisi, tetapi juga menghadapi tantangan nyata dalam mengelola sumber daya alam.
Masyarakat berharap, melalui momentum tahunan ini, perhatian pemerintah dan berbagai pihak dapat lebih fokus pada pembangunan infrastruktur irigasi, agar tradisi syukur tidak lagi diiringi rasa cemas akan kekeringan.
Redaksi01-Alfian