PERUBAHAN iklim yang kian terasa dengan pola musim tidak menentu dan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng memperkuat langkah mitigasi.
Kondisi geografis Buleleng yang didominasi wilayah perbukitan membuat kabupaten ini rentan terhadap bencana hidrometeorologi, khususnya banjir dan tanah longsor. Ancaman tersebut menjadi fokus utama dalam penyusunan strategi antisipasi.
Pada Kamis (11/09/2025), BPBD Buleleng menegaskan bahwa mitigasi tidak hanya dilakukan melalui kesiapan logistik dan personel, tetapi juga lewat edukasi masyarakat. Sosialisasi berlapis, pelatihan simulasi, dan penguatan relawan kebencanaan menjadi bagian dari upaya memperluas kesadaran publik.
Selain itu, BPBD juga mendorong kolaborasi dengan perangkat desa dan komunitas lokal untuk memperkuat sistem deteksi dini serta mempercepat penyebaran informasi. Langkah ini dinilai penting agar warga bisa segera melakukan evakuasi mandiri apabila gejala bencana muncul.
Kesiapan jangka panjang juga diperhatikan dengan penyusunan rencana tata ruang berbasis mitigasi bencana, guna memastikan pembangunan daerah tetap memperhatikan potensi kerawanan.
BPBD Buleleng menekankan bahwa keberhasilan penanggulangan bencana tidak hanya bergantung pada instansi pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat. Dengan kerja sama yang solid, risiko dapat ditekan dan keselamatan warga lebih terjamin.
Redaksi01-Alfian