ADVERTORIAL – Gelaran Koba Fest 2 Tahun 2025 di Kecamatan Kota Bangun mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, terutama pemerintah setempat. Festival tahunan yang berlangsung meriah ini tidak hanya menampilkan hiburan musik, tetapi juga memberikan ruang yang lebih luas bagi pelaku seni dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk berkembang.
Plt. Camat Kota Bangun, Abdul Karim, menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya Dinas Pariwisata Kukar, yang telah mendukung penuh penyelenggaraan festival ini. Menurutnya, Koba Fest 2 menjadi kelanjutan dari kesuksesan tahun sebelumnya yang melibatkan kolaborasi erat antara Dispar Kukar, Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) Kabupaten, dan Kekraf Kecamatan Kota Bangun.
“Pertama, kami sangat mengapresiasi karena kegiatan ini memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi talenta muda lokal untuk tampil dan menunjukkan kemampuannya di forum terbuka seperti Koba Fest. Tidak hanya dari Kota Bangun, ada juga peserta dari Muara Kaman dan Muara Wis yang turut mengisi acara,” ujarnya, Kamis (26/06/2025).
Bagi Abdul Karim, nilai penting Koba Fest tidak hanya pada hadirnya artis nasional, tetapi juga pada perannya sebagai ruang inklusif bagi seniman lokal. Dengan adanya festival ini, para musisi dan pegiat seni memiliki panggung untuk menunjukkan karya mereka di hadapan masyarakat luas.
Selain menghadirkan Tri Suaka sebagai bintang tamu utama, festival ini dirancang sebagai ajang kolaborasi lintas generasi. Kehadiran musisi papan atas berdampingan dengan seniman lokal menciptakan suasana yang seimbang antara hiburan dan pemberdayaan. “Ini sejalan dengan tujuan pengembangan ekonomi kreatif di wilayah Kukar,” tambahnya.
Salah satu poin yang juga disoroti adalah perputaran ekonomi yang tercipta selama festival berlangsung. Data panitia mencatat, sekitar 60 tenda UMKM terfasilitasi, termasuk 10 tenda yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kota Bangun. Antusiasme masyarakat mendorong sejumlah pelaku UMKM membuka lapak secara mandiri.
“Peminat dari kalangan pelaku UMKM sangat tinggi. Setiap malam, area sekitar lapangan penuh sesak dengan pengunjung. Terutama malam penutupan, eks Lapangan Pesawat benar-benar dipenuhi ribuan penonton,” ungkap Abdul Karim.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Koba Fest telah berkembang menjadi magnet ekonomi lokal. Kehadiran ribuan pengunjung menciptakan peluang baru bagi pedagang makanan, minuman, hingga produk kerajinan.
Selain dampak ekonomi, festival ini juga diapresiasi karena berlangsung aman dan tertib. Abdul Karim menilai, hal tersebut tidak lepas dari peran aktif masyarakat dalam menjaga kondusifitas acara.
“Alhamdulillah, penampilan Tri Suaka tadi malam berlangsung aman hingga selesai hampir pukul 12 malam. Tidak ada gangguan teknis atau keributan. Ini menunjukkan bahwa masyarakat kita semakin dewasa dalam menikmati hiburan berskala besar,” tuturnya.
Keamanan yang terjaga ini menjadi modal penting untuk penyelenggaraan festival serupa di masa depan. Bagi Abdul Karim, kesadaran masyarakat menunjukkan bahwa hiburan besar bisa dilaksanakan tanpa menimbulkan keresahan.
Abdul Karim menegaskan bahwa Koba Fest adalah contoh nyata bagaimana sebuah kegiatan seni dan budaya mampu memberi manfaat sosial dan ekonomi secara bersamaan. Ia berharap festival ini bisa terus berlanjut dengan skala lebih besar, bahkan diperluas ke kecamatan lain di Kutai Kartanegara.
“Kegiatan seperti ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, tidak hanya di Kota Bangun, tetapi juga kecamatan tetangga. Semoga tahun depan bisa kembali digelar dengan skala yang lebih besar,” pungkasnya.
Melalui Koba Fest 2, Kota Bangun sekali lagi membuktikan bahwa kegiatan berbasis seni dan ekonomi kreatif bisa menjadi instrumen pembangunan daerah. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat, festival ini bukan hanya sebatas hiburan, melainkan juga sarana memperkuat ekonomi lokal dan mempererat solidaritas sosial. []
Penulis: Hariyadi | Penyunting: Agus Riyanto