KEPALA Desa Panjer, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Suhadi, menjadi korban peretasan aplikasi WhatsApp (WA). Nomor pribadinya dibajak oleh pihak tak bertanggung jawab dan digunakan untuk modus penipuan dengan cara meminta pinjaman uang kepada sejumlah kontaknya.
Akibat aksi tersebut, tiga orang terjerat dan mengalami kerugian mencapai Rp30 juta. “Dari tiga orang ini total kerugiannya Rp30 juta,” kata Suhadi saat ditemui di BCA KCP Joyoboyo, Kota Kediri, Rabu (20/08/2025).
Pelaku memanfaatkan identitas Suhadi untuk menyebar pesan berantai, seolah-olah benar-benar berasal dari dirinya. Dengan dalih membutuhkan dana mendesak, pesan itu membuat sejumlah kerabat dan relasi Suhadi terkecoh.
“Pesan dikirim hampir ke seluruh kontak saya. Isinya minta tolong pinjam uang. Ada yang percaya, terutama karena mengira langsung dari saya,” jelas Suhadi.
Kasus ini menambah daftar panjang modus penipuan digital yang menyasar pejabat publik maupun masyarakat umum. Suhadi mengingatkan agar warga lebih berhati-hati terhadap pesan mencurigakan, sekalipun menggunakan nomor orang terdekat.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi keamanan digital, terutama bagi perangkat desa yang sehari-hari menggunakan aplikasi pesan instan dalam melayani masyarakat.
“Jangan langsung percaya dengan permintaan transfer uang lewat WA. Pastikan dulu dengan menghubungi langsung atau bertemu tatap muka,” tegasnya.
Insiden ini menjadi alarm bagi aparatur desa untuk meningkatkan keamanan akun pribadi maupun kelembagaan. Pemerintah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) mendorong penerapan literasi digital, termasuk penggunaan verifikasi dua langkah pada aplikasi komunikasi.
Penguatan kapasitas keamanan siber aparatur desa dinilai penting agar kejadian serupa tidak terulang dan tidak merugikan masyarakat.
Redaksi01-alfian