UPAYA digitalisasi desa di Kabupaten Kuningan masih menghadapi tantangan serius. Meski Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) telah menginisiasi kunjungan pembelajaran pengembangan desa, sebagian besar desa belum memahami sepenuhnya konsep Desa Digital.
Hasil pemantauan menunjukkan, banyak website desa di Kuningan tidak aktif atau minim pembaruan. Kondisi ini menandakan belum optimalnya pemanfaatan teknologi sebagai sarana keterbukaan informasi publik.
Seorang pejabat DPMD Kabupaten Kuningan yang enggan disebut namanya mengungkapkan, kesadaran aparatur desa dalam mengelola platform digital masih rendah. “Padahal, website desa bukan sekadar formalitas. Itu pintu informasi publik, dokumentasi program, dan transparansi anggaran,” ujarnya pada Sabtu (09/08/2025).
Hambatan utama yang dihadapi adalah keterbatasan SDM yang melek teknologi, serta kurangnya pelatihan teknis. Beberapa desa bahkan masih mengandalkan metode konvensional dalam pelayanan masyarakat, sehingga akses informasi berjalan lambat.
DPMD menilai perlu adanya percepatan melalui pendampingan intensif, penyediaan infrastruktur memadai, dan pembentukan tim pengelola IT di setiap desa. “Kita tidak ingin website desa hanya aktif saat lomba atau penilaian saja. Desa digital harus menjadi budaya kerja,” tambah pejabat tersebut.
Jika transformasi digital desa bisa dioptimalkan, Kuningan diyakini mampu menyusul daerah lain yang sudah lebih maju dalam pemanfaatan teknologi untuk pemerintahan desa, pelayanan publik, hingga promosi potensi daerah.
Redaksi01-Alfian