Desa Ponoragan Dorong Bantuan Pemerintah untuk Pulihkan Perikanan

ADVERTORIAL – Musibah banjir yang kembali melanda Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, telah menggenangi tambak-tambak ikan air tawar yang menjadi sumber penghidupan utama warga. Sekitar 125 hektare area tambak yang dikelola masyarakat terendam, menyebabkan hilangnya ribuan induk bibit ikan yang bernilai ekonomis tinggi.

Kepala Desa Ponoragan, Sarmin, dalam acara bersih desa yang tetap digelar di tengah kondisi sulit ini, mengungkapkan dampak besar dari bencana tersebut. Dengan nada bercanda, ia menyebut bahwa Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan bahkan enggan hadir karena khawatir dimintai bantuan langsung.

“Kolam dan induk bibit ikan di Ponoragan habis total dimakan banjir. Kondisi ini membuat Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan tidak berani hadir dalam acara bersih desa karena khawatir dimintai bantuan langsung,” ujarnya.

Namun di balik candanya, Sarmin menyimpan kekhawatiran mendalam atas nasib para petani ikan. Sekitar 60 persen penduduk Ponoragan menggantungkan hidup dari sektor perikanan air tawar. Hilangnya induk bibit berarti memutus rantai produksi, dari pembenihan hingga pembesaran ikan di keramba Sungai Mahakam.

“Kami berharap pemerintah memberikan bantuan induk ikan berkualitas, bukan hanya induk lokal, agar anakan dan bibit yang dihasilkan juga berkualitas sehingga tidak merugikan para pembudidaya,” jelasnya lebih lanjut.

Dalam wawancara lanjutan pada Rabu (28/05/2025), Sarmin menegaskan bahwa warga sebenarnya sudah memiliki peralatan memadai. Yang paling dibutuhkan saat ini adalah bantuan induk ikan unggul dari pemerintah daerah hingga pusat.

“Petani sudah memiliki peralatan lengkap, tinggal induk berkualitas yang kami butuhkan untuk memulai kembali usaha budidaya ikan,” tegasnya.

Dua gabungan kelompok pembudidaya ikan di Ponoragan kini terdampak langsung oleh musibah ini. Pemerintah desa pun menilai bahwa pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada satu sektor membuat masyarakat rentan terhadap gangguan cuaca ekstrem dan perubahan iklim. Maka dari itu, Desa Ponoragan kini turut mengembangkan sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan sebagai langkah diversifikasi ekonomi.

Meskipun tengah dilanda musibah, masyarakat tetap menggelar tradisi tahunan bersih desa. Kegiatan ini menjadi simbol semangat kolektif untuk bangkit dan merawat warisan budaya di tengah keterpurukan.

“Mudah-mudahan pemerintah dan semua pihak memberikan perhatian dan bantuan, sehingga Ponoragan bisa bangkit kembali,” tutup Sarmin.

Bencana ini kembali menegaskan pentingnya kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan petani dan pembudidaya lokal, terutama di daerah rawan banjir seperti Ponoragan. Bantuan darurat mungkin mampu menyambung napas, namun yang dibutuhkan warga adalah solusi jangka panjang agar mata pencaharian mereka tak terus dihantui air bah. []

Penulis: Hariadi | Penyunting: Agus Riyanto

About admin04

Check Also

Puji Utomo Tegaskan Peran Museum Sebagai Ruang Inovasi Budaya

ADVERTORIAL – Suasana hangat terasa di Museum Kayu Tuah Himba, Tenggarong, Kamis (31/07/2025), saat Puji …

Pemkab Kukar Apresiasi Program PAUD-HI Disdikbud untuk Anak Hebat

ADVERTORIAL – Dukungan nyata terhadap pemenuhan hak anak kembali diperlihatkan melalui peringatan Hari Anak Nasional …

HAN 2025 Momentum Disdikbud Kukar Kuatkan Komitmen Layanan PAUD

ADVERTORIAL – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadikan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tahun …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *