Rumah Kompos Jadi Andalan Pengolahan Sampah di Desa Dadaprejo

BATU – Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, terus mengoptimalkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) di hampir seluruh desa.

Dari total 24 desa di Kota Batu, sebanyak 20 desa telah memiliki fasilitas TPS3R yang mampu mengolah hingga empat ton sampah per hari secara mandiri. Masing-masing TPS3R dilengkapi dengan empat unit big composter untuk mendukung proses pengolahan organik.

Langkah ini dianggap menjadi solusi efektif dalam pengelolaan sampah sejak dari hulu atau di tingkat komunitas. Dengan adanya TPS3R di desa-desa, beban volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung dapat dikurangi, sehingga tidak terjadi penumpukan atau kelebihan kapasitas.

Wali Kota Batu, Nurochman atau yang akrab disapa Cak Nur, menegaskan bahwa selain TPS3R di desa, pemerintah juga mengandalkan fasilitas pengolahan di TPA Tlekung yang memiliki kapasitas 45 ton per hari. Fasilitas tersebut berperan penting dalam menangani sampah dari jalan-jalan utama Kota Batu.

Salah satu TPS3R yang menjadi perhatian khusus adalah Rumah Kompos di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo. Fasilitas ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah dan mendukung pembangunan ramah lingkungan.

“Rumah Kompos di Dadaprejo merupakan TPS3R terluas di Kota Batu, dengan luas 600 meter persegi dan peralatan modern seperti mesin pencacah, pipa pengelola, timbangan digital, instalasi listrik 3.500 watt, dan windows composting berbahan bambu,” jelas Cak Nur pada Senin (4/8/2025).

TPS3R Dadaprejo melayani sekitar 1.800 kepala keluarga, dengan rata-rata produksi sampah 5 hingga 6 ton per hari. Fasilitas ini dirancang untuk mengoptimalkan pengolahan sampah di tingkat lokal tanpa tergantung sepenuhnya pada sistem kota.

Lebih jauh, Cak Nur menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari pemerintah provinsi hingga pusat. Ia juga mendukung kebijakan Presiden mengenai penguatan desa, seperti pembentukan Koperasi Desa Merah Putih yang turut berperan dalam pengelolaan lingkungan.

“Sinergi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat adalah kunci. Jika sampah tidak berhasil diatasi, maka saya juga tidak berhasil. Tantangannya besar karena ini menyangkut perubahan kebiasaan masyarakat,” tegas politisi dari PKB tersebut.

Upaya Kota Batu ini tidak hanya menyasar aspek kebersihan, melainkan juga menyentuh pembangunan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam menjaga lingkungan.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Petani Desa Berdaya, Panen Raya Wujud Kesejahteraan Berkelanjutan

ROKAN HULU – Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melaksanakan kegiatan …

UPPO dan Jalan Usaha Tani Giritirta Jadi Contoh Modernisasi Pertanian Banjarnegara

BANJARNEGARA – Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor pertanian di wilayah dataran …

Desa Tanjung Sirih, Lubuk Sepang, dan Jati Dapat Prioritas Mitigasi Banjir

LAHAT – Menjelang musim penghujan tahun 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lahat melakukan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *