DI UJUNG utara Indonesia, tepatnya di Desa Bukide, Kabupaten Kepulauan Sangihe, geliat ekonomi lokal kembali berdenyut menyusul wacana pembukaan kembali Border Crossing Area (BCA) ke Filipina. Di tengah harapan tersebut, satu kekuatan baru muncul: Koperasi Merah Putih, sebagai pemain strategis dalam pengembangan ekonomi perbatasan.
Koperasi yang digagas oleh Pemerintah Desa Bukide ini tak sekadar menjadi entitas ekonomi biasa. Dalam konteks geopolitik dan kedaulatan desa, koperasi ini dirancang menjadi sarana legal distribusi barang dan jasa, khususnya hasil laut dan bahan kebutuhan pokok, menuju pasar Filipina
Di ujung utara Indonesia, tepatnya di Desa Bukide, Kabupaten Kepulauan Sangihe, geliat ekonomi lokal kembali berdenyut menyusul wacana pembukaan kembali Border Crossing Area (BCA) ke Filipina. Di tengah harapan tersebut, satu kekuatan baru muncul: Koperasi Merah Putih, sebagai pemain strategis dalam pengembangan ekonomi perbatasan.
Koperasi yang digagas oleh Pemerintah Desa Bukide ini tak sekadar menjadi entitas ekonomi biasa. Dalam konteks geopolitik dan kedaulatan desa, koperasi ini dirancang menjadi sarana legal distribusi barang dan jasa, khususnya hasil laut dan bahan kebutuhan pokok, menuju pasar FilipinaLebih lanjut, ia menyatakan dukungan penuh terhadap agenda nasional Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam memperkuat ekonomi dari pinggiranSampai kini, masyarakat Bukide masih menanti satu keputusan penting dari pemerintah pusat: kapan jalur lintas batas akan kembali dibuka. Namun, satu hal sudah mereka siapkan lebih dulu: infrastruktur ekonomi desa yang siap tancap gas, bernama Koperasi Merah Putih.
Redaksi01-Alfian