KOMITMEN membangun desa tak hanya datang dari aspek fisik dan ekonomi, melainkan juga dari sektor intelektual. Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Pemerintah Kabupaten Bulukumba menunjukkan semangat sinergi pembangunan desa melalui pendekatan berbeda namun saling melengkapi: pembelajaran potensi desa dan penguatan budaya literasi di pelosok negeri.
Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Pemerintah Kabupaten Sumbawa menginisiasi kunjungan pembelajaran untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi desa. Kegiatan ini bertujuan menyerap praktik baik dari berbagai daerah yang telah berhasil mendorong partisipasi masyarakat dan kemandirian desa melalui pendekatan inovatif.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (DKPD) menyasar peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa lewat program Pendataan Perpustakaan Tahun 2025. Program ini dilaksanakan pada Senin (14/07/2025) dengan melibatkan seluruh pengelola perpustakaan desa se-Kabupaten Bulukumba.
Menurut Emiil Yusri, Kepala DKPD Bulukumba, kegiatan pendataan ini bukan sekadar inventarisasi, tetapi membangun fondasi data layanan literasi yang terintegrasi dengan sistem informasi perpustakaan nasional yang dikelola oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. “Langkah ini penting untuk memastikan setiap perpustakaan desa terhubung, terstandar, dan memiliki arah pengembangan yang jelas,” ujarnya.
Pendekatan ini menegaskan bahwa pembangunan desa tidak cukup hanya mengandalkan infrastruktur atau modal ekonomi, tetapi juga literasi dan akses informasi yang inklusif.
Kedua kabupaten ini—Sumbawa dan Bulukumba—menjadi cerminan bahwa desa dapat menjadi ruang tumbuhnya kemajuan apabila ditopang oleh pembelajaran kolaboratif dan budaya baca yang kuat. Kunjungan pembelajaran dari Sumbawa dan program pendataan literasi dari Bulukumba saling memperkaya makna pemberdayaan desa yang berpijak pada potensi lokal dan orientasi masa depan.
Redaksi01-Alfian