SLEMAN, DESA – NUSANTARA: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah sepanjang 2025 tidak hanya berfokus pada peningkatan asupan gizi bagi anak sekolah, balita, serta ibu hamil dan menyusui. Program ini kini diarahkan menjadi pengungkit ekonomi desa melalui pemanfaatan bahan pangan lokal sebagai pasokan utama dapur pelaksana MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Melalui kebijakan tersebut, setiap SPPG diminta memprioritaskan pembelian bahan pangan dari petani, peternak kecil, UMKM, dan koperasi di wilayah sekitar. Model ini dianggap mampu menciptakan pasar yang lebih stabil bagi pelaku usaha lokal, sekaligus meningkatkan kualitas rantai distribusi pangan desa.
Dalam laporan penyelenggaraan hingga November 2025, sejumlah daerah melaporkan bahwa penerapan pola pengadaan lokal telah mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi baru di tingkat desa. MBG tidak hanya menjadi program pemenuhan gizi, tetapi juga berfungsi sebagai katalis pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Salah satu contoh implementasi yang menonjol terlihat di SPPG Margomulyo, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, yang secara konsisten menggandeng petani dan peternak setempat sebagai pemasok utama. Langkah tersebut berdampak positif pada peningkatan pendapatan warga sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.
REDAKSI01-ALFIAN
Desa Nusantara Jaringan Media Desa Nusantara