JAKARTA DESA NUSANTARA Setahun pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menunjukkan dampak ganda yang signifikan: peningkatan ketahanan gizi anak-anak sekaligus penguatan ekonomi desa melalui rantai pasok berbasis lokal.
Program MBG tidak hanya menyasar pemenuhan gizi harian anak-anak di sekolah, tetapi juga mengintegrasikan pelaku ekonomi akar rumput seperti petani, UMKM, dan koperasi desa ke dalam ekosistem penyediaan pangan nasional. Pola ini dinilai sebagai terobosan dalam sinergi kebijakan gizi dan pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan.
Anggota Komisi IX DPR RI, Ahmad Safei, menilai bahwa program MBG memiliki dimensi strategis yang menyentuh dua aspek krusial sekaligus: kesehatan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal.
Ia menekankan bahwa jaminan pasar yang konsisten akan memicu perputaran ekonomi desa yang lebih dinamis dan menciptakan efek pengganda terhadap kesejahteraan masyarakat.
Senada dengan itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Daerah Tertinggal Kemendes PDT, Agustomi Masik, menyebut keterlibatan desa dalam program MBG bukan sekadar partisipasi, melainkan peran sebagai pusat produksi pangan
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keberlanjutan program akan ditopang oleh pelatihan keterampilan, fasilitasi alat produksi, serta penguatan kelembagaan koperasi desa.
Dari sisi pengawasan dan kualitas gizi, Auditor Ahli Pertama dari Badan Gizi Nasional (BGN), Kholiddin, menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor.
Redaksi01-Alfian