CIREBON DESA NUSANTARA Balai Desa Mundu siang itu terasa hidup. Suara tawa bercampur dengan obrolan hangat, sementara tangan-tangan sibuk merangkai bahan sederhana menjadi karya bernilai. Di tengah suasana itu, PT Elnusa Tbk hadir melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), membawa satu pesan penting terhadap sampah — dari limbah menjadi sumber penghasilan.
Kehadiran Elnusa tidak sekadar simbolik. Bersama Rumah BUMN Palangka Raya dan Bandung, dengan dukungan pemerintah desa serta Dinas Lingkungan Hidup, mereka menghadirkan solusi nyata berbasis ekonomi sirkular di desa yang selama ini bergulat dengan persoalan sampah dan keterbatasan sumber pendapatan alternatif.
Peserta pelatihan datang dari kalangan UMKM lokal, ibu-ibu kreatif dari PKK, dan generasi muda Karang Taruna. Mereka tidak hanya hadir untuk mendengarkan teori, tetapi turut ikut praktik pengolahan limbah menjadi produk bernilai jual.
Salah satu sorotan dalam program ini adalah pemberian armada roda tiga oleh Elnusa. Armada tersebut bukan hanya untuk menjaga kebersihan desa, tetapi juga untuk mengangkut bahan baku daur ulang dan limbah sabut kelapa, sehingga distribusi produk kerajinan — seperti sapu, pot tanaman, hingga tas daur ulang — bisa menjangkau pasar lebih luas.Konsep circular economy diperkenalkan sebagai model pengelolaan sumber daya yang tidak membuang, melainkan mengubah limbah menjadi modal usaha. Sampah rumah tangga dan limbah sabut kelapa diolah menjadi produk kreatif yang punya nilai jual dan daya tahan pasar.
Program CSR ini juga menyisipkan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan (SDGs). Fokus diarahkan pada Poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), Poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan Poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Dengan demikian, proyek desa ini bukan hanya soal ekonomi mikro, melainkan bagian dari transformasi sosial dan lingkungan yang menyeluruh.
Melalui pendekatan bermuatan edukasi, pemberdayaan, dan logistik yang terintegrasi, desa Mundu kini menunjukkan bahwa langkah kecil seperti pengelolaan sampah kreatif bisa memicu lompatan kesejahteraan dan keberlanjutan di level desa.
Redaksi01-Alfian