JAKARTA DESA NUSANTARA Peringatan Hari Bhakti Postel ke-80 menjadi momentum pengingat bahwa sektor pos dan telekomunikasi bukan hanya urusan teknis, tetapi menyangkut hajat hidup masyarakat Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, yang bertindak sebagai inspektur upacara di Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero), menegaskan pentingnya kedaulatan sektor ini dalam menunjang aktivitas sehari-hari rakyat.
“Setiap paket yang bergerak membawa data, membawa harapan, membawa pesan, dan juga pola konsumsi masyarakat. Ini harus menjadi sebuah kebaikan dan kebermanfaatan bagi bangsa. Jika sektor ini tidak berdaulat, data tersebut bisa menjadi celah strategis yang bisa dimanfaatkan oleh pihak luar,” kata Meutya.
Ia menekankan bahwa layanan pos lebih dari sekadar mengantarkan barang. Pos menghubungkan kehidupan banyak orang, mulai dari buruh migran yang mengirim uang ke kampung halaman, pedagang kecil yang berjualan daring, hingga siswa di pelosok yang memerlukan buku pelajaran.
Dalam kesempatan itu, Meutya juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan sektor pos. Berkat kerja bersama, Indonesia dipercaya menjadi anggota Council of Administration (CA) dan Postal Operations Council (POC) periode 2025–2029 pada Kongres Universal Postal Union (UPU) ke-28.
“Kesempatan ini harus kita manfaatkan untuk menjadi bagian dari ekosistem pos global dan ikut menentukan arah pos global, selain juga tentu menguatkan industri pos di dalam negeri,” ujarnya.
Redaksi01-Alfian