PARAÂ perajin gerabah di Desa Wisata Banyumulek, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tengah menghadapi tantangan berat akibat menurunnya permintaan pasar dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut membuat sebagian gerai seni harus m
Pada Rabu (17/09/2025), Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Banyumulek, Sarbini, menjelaskan bahwa dampak pandemi COVID-19 masih terasa hingga kini. Penjualan gerabah tradisional belum kembali normal, sementara sebagian besar kons
“Permintaan pasar yang lesu berdampak langsung terhadap perajin gerabah. Banyak kesulitan yang menutup biaya produksi, apalagi ditambah munculny
Ia menambahkan, gerabah Banyumulek yang selama ini dikenal memiliki nilai seni tinggi dan menjadi daya tarik wisata budaya, kini kalah bersaing dengan produk pabrikan. Pergeseran minat pasar ini mempengaruhi keberlangsungan hidup perajin yang selama puluhan tahun menggantungkan hidup dari warisan keterampilan tra
Masyarakat Banyumulek berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat memberikan dukungan berupa program pemasaran, pelatihan inovasi desain, hingga akses modal usaha. Dukungan itu diyakini penting agar kerajinan gerabah khas Lombok tidak
Banyumulek sendiri sudah lama dikenal sebagai desa wisata dengan sentra gerabah yang menjadi magnet wisatawan. Namun, tanpa adanya perhatian serius, identifikasi identitas budaya ini akan semakin dipengaruhi oleh perubahan tiga
Redaksi01-Alfian