PEMERINTAH Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menegaskan komitmennya memperkuat pengembangan desa wisata melalui kolaborasi pariwisata bahari dengan kekayaan budaya masyarakat.
Dalam rapat koordinasi bersama Panitia Kerja Standardisasi Desa dan Kampung Wisata Komisi VII DPR di Pangkalpinang, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani menyatakan bahwa sinergi antara keindahan alam dan tradisi lokal menjadi daya tarik utama desa wisata di daerah ini.
Menurutnya, desa wisata di Babel tidak hanya bertumpu pada panorama pantai, tetapi juga menghidupkan kembali tradisi khas masyarakat. Salah satu contohnya adalah Desa Wisata Namang di Kabupaten Bangka Tengah, yang selain menawarkan wisata alam juga menonjolkan kebudayaan lokal seperti tradisi murok jerami dan nganggung.
“Desa Namang sudah mendapat apresiasi dari pemerintah pusat karena mampu mengembangkan desa wisata berbasis budaya. Keberhasilan ini akan menjadi contoh yang dapat direplikasi oleh desa-desa wisata lain di Bangka Belitung,” jelasnya.
Kolaborasi wisata bahari dan budaya dinilai mampu memperluas pengalaman wisatawan, sekaligus memberikan dampak ekonomi lebih merata bagi masyarakat desa. Tak hanya sektor pariwisata, kegiatan ekonomi kreatif, kuliner, hingga seni pertunjukan lokal juga berpotensi tumbuh melalui pengembangan desa wisata berbasis budaya.
Pemerintah provinsi menyatakan dukungannya terhadap upaya Komisi VII DPR dalam menyusun standardisasi desa wisata. Dengan adanya standar yang jelas, desa wisata diharapkan memiliki daya saing kuat, berkelanjutan, serta mampu menembus pasar internasional tanpa kehilangan identitas budaya lokal.
Penguatan desa wisata berbasis budaya ini juga diyakini dapat menjadi strategi jangka panjang bagi Babel dalam menjaga keberlanjutan pariwisata, sekaligus memperkuat posisi sebagai salah satu destinasi unggulan di Indonesia.
Redaksi01-Alfian