PRODUK yang lahir dari dukungan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemerintah Daerah Morowali Utara ini menjelma sebagai simbol kemandirian ekonomi berbasis UMKM di pelosok. Dengan cita rasa khas pegunungan dan proses olahan tradisional, kopi asal Dusun Bencue ini mampu menarik perhatian hingga ke panggung pameran di Jakarta.
Kepala Desa Peleru, Arman Amrullah, menyebut kehadiran Kopi Bubuk Bencue bukan hanya menghadirkan kebanggaan, tetapi juga membuka jalan baru bagi ekonomi masyarakat setempat. “Kami ingin kopi ini menjadi ikon Peleru. Meski berasal dari desa terpencil, kualitasnya siap bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Pencapaian tersebut menjadi bukti bahwa desa dengan segala keterbatasannya tetap mampu melahirkan inovasi dan daya saing. Selain meningkatkan pendapatan petani, pengembangan kopi ini juga memperkuat identitas lokal yang berakar pada budaya masyarakat.
Kehadiran Kopi Bubuk Bencue kini tak sekadar produk konsumsi, melainkan juga simbol perlawanan atas keterisolasian. Aroma kopi dari Desa Peleru kini membawa pesan optimisme bahwa daerah pelosok mampu menembus panggung nasional, bahkan berpotensi menuju pasar global.
Redaksi01-Alfian