KEMENTRIAN Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) menekankan pentingnya pembangunan desa wisata dengan pendekatan ekosistem. Melalui program Pengabdian Alumni Non-ASN LPDP (PANA-LPDP), para alumni diharapkan mampu menghadirkan inovasi yang tidak hanya menonjolkan panorama alam, tetapi juga menciptakan keterhubungan lintas sektor yang memberi manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDT, Samsul Widodo, menyebut bahwa pembangunan wisata desa tidak boleh parsial. Menurutnya, pendekatan ekosistem mencakup pengelolaan sumber daya, pemanfaatan kelembagaan desa, hingga keterlibatan aktif warga.
Sebelumnya, Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Kemendes PDT, Dimposma Sihombing, menjelaskan bahwa program ini berfokus pada peningkatan kapasitas desa wisata, penguatan sosial budaya, serta pengembangan kelembagaan.
Sebanyak 24 alumni LPDP non-ASN akan mengikuti pengabdian selama enam bulan, mulai September 2025 hingga Februari 2026. Mereka terdiri atas 21 lulusan pendidikan dalam negeri dan 3 lulusan luar negeri, yang akan mendampingi masyarakat di empat desa di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur: Desa Karuni, Desa Watu Kawula, Desa Maliti Bondoate, dan Desa Pero Konda.
Redaksi01-alfian