GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti hilangnya sosok tokoh adat desa yang dahulu menjadi panutan masyarakat dalam mengelola lingkungan, pertanian, hingga tata ruang tradisional.
Hal itu disampaikan Dedi saat menghadiri agenda kunjungan pembelajaran pengembangan desa yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).
Menurutnya, desa-desa saat ini memang dipenuhi banyak kaum intelektual dengan latar belakang pendidikan tinggi. Namun, keberadaan mereka justru belum mampu menggantikan peran para tetua adat yang dulu memimpin pembangunan desa dengan kearifan lokal.
Dedi menilai, hilangnya tokoh adat berpengaruh terhadap solidaritas sosial dan gotong royong yang menjadi identitas desa. Padahal, nilai-nilai kearifan lokal inilah yang seharusnya menjadi fondasi dalam pembangunan desa modern.
Ia mendorong agar program pengembangan desa tidak hanya berfokus pada infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga pada revitalisasi kepemimpinan tradisional. Dengan demikian, desa tidak tercerabut dari akar budaya yang selama ini menjaga harmoni sosial.
Kunjungan pembelajaran ini diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah desa, akademisi, dan masyarakat untuk merumuskan strategi pembangunan yang memadukan pengetahuan modern dan kearifan lokal.
Redaksi01-alfian