Inovasi Pupuk Organik Dorong Pengembangan Desa Korporasi Ternak

SAMARINDA – Program Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT) di Kalimantan Timur terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Jika pada tahun sebelumnya hanya terdapat delapan kelompok, kini jumlahnya meningkat menjadi 12 kelompok. Masing-masing kelompok memelihara sekitar 100 ekor sapi dengan fokus tidak hanya pada produksi daging dan bibit, tetapi juga pada pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik yang memiliki nilai jual.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kawasan dan Agribisnis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, Ihyan Nizam, saat ditemui di Samarinda pada Rabu (27/8/2025). Ia menekankan bahwa inovasi dalam pengolahan limbah ternak menjadi pupuk merupakan langkah strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan peternak.

“Setiap ekor sapi menghasilkan 15–25 kilogram kotoran per hari. Jika tidak dikelola, limbah ini bisa menumpuk hingga berton-ton pada peternakan besar dan berpotensi memicu penyakit maupun gas metana yang memperburuk efek rumah kaca. Dengan teknologi kompos, proses yang biasanya tiga bulan bisa dipangkas menjadi hanya 21 hari,” jelas Ihyan.

Produk pupuk organik hasil olahan limbah tersebut kini telah dimanfaatkan di berbagai sektor, mulai dari pertanian kecil, tanaman hias, hingga kebutuhan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang memerlukan pasokan pupuk untuk penghijauan dan lahan pertanian. Kehadiran produk ini menjadi solusi ramah lingkungan yang sekaligus memperluas peluang usaha bagi kelompok peternak.

Menurut Ihyan, program PDKT ini juga dirancang untuk memperkuat ekosistem peternakan di Kalimantan Timur yang selama ini masih mengandalkan pasokan sapi dan kambing dari luar daerah. Dengan adanya inovasi pengolahan limbah menjadi pupuk organik, para peternak kini tidak hanya mendapatkan keuntungan dari hasil ternak, tetapi juga dari produk turunan yang memiliki nilai ekonomi.

“Harapannya, selain memenuhi kebutuhan daging dan bibit, peternak juga dapat memperoleh nilai tambah dari limbah ternak yang diolah menjadi pupuk,” tutupnya.

Melalui program ini, diharapkan kesejahteraan peternak dapat meningkat sekaligus mendukung konsep pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kalimantan Timur. Penerapan inovasi lokal berbasis kebutuhan masyarakat ini juga menjadi bagian penting dalam mewujudkan ketahanan pangan sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Sawahlunto Hidupkan Kembali Tradisi Memasak Kalamai di Dusun Sumpahan

PDF 📄SAWAHLUNTO – Suasana hangat kembali hidup di Dusun Sumpahan, Desa Kubang Utara Sikabu, Kecamatan …

Perpustakaan Desa Raih Juara Tingkat Provinsi

PDF 📄LEMBATA – Perpustakaan Sahabat Baca Desa Kalikur, Kabupaten Lembata, berhasil meraih predikat sebagai perpustakaan …

Inovasi Mahasiswa UNNES Hadirkan Biokomposter Ramah Lingkungan di Desa Banjarsari

PDF 📄BAWEN – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES) menghadirkan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *