Inovasi Mahasiswa UNNES Hadirkan Biokomposter Ramah Lingkungan di Desa Banjarsari

BAWEN – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES) menghadirkan inovasi ramah lingkungan di Desa Banjarsari, Kecamatan Bawen, melalui workshop bertajuk BCOMS: Biokomposter Sederhana. Kegiatan yang berlangsung di Aula Balai Desa Banjarsari itu diikuti sekitar 33 peserta, terdiri dari Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan perwakilan rukun tani dari empat dusun, yakni Krengseng, Purwodadi, Gentansari, dan Banjarsari.

Workshop resmi dibuka oleh Ketua KKN GIAT 12 Banjarsari, Kepala Desa Banjarsari, serta Ketua GAPOKTAN. Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKN sekaligus pemateri, Andripa Dwi Karyono dari Jurusan Teknik Kimia UNNES, menyampaikan materi seputar pertanian berkelanjutan. Ia mengulas ragam tanaman kopi yang banyak dibudidayakan petani setempat, sekaligus menjelaskan dampak penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

Menurut Andripa, ketergantungan terhadap pupuk kimia dapat menurunkan kesuburan tanah serta merusak lingkungan. Karena itu, ia menawarkan solusi berupa pemanfaatan pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair yang lebih ramah lingkungan, murah, dan mudah diproduksi. Sebagai langkah konkret, Andripa memperkenalkan alat biokomposter sederhana hasil rancangannya yang mampu mengolah limbah organik rumah tangga maupun pertanian menjadi pupuk organik berkualitas.

Peserta workshop tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga diperlihatkan langsung cara kerja alat serta praktik pengolahan limbah organik. Setelah sesi praktik, biokomposter sederhana dibagikan kepada GAPOKTAN dan perwakilan rukun tani dari tiap dusun agar dapat diterapkan di lingkungan masing-masing.

Antusiasme peserta terlihat dari sambutan positif yang diberikan. Salah satu ketua rukun tani, Teguh, menyampaikan apresiasinya. “Dengan adanya program mas ini, kami jadi lebih tahu cara mengolah limbah organik dan disadarkan kembali akan bahayanya pupuk kimia. Semoga ke depan, alat ini bisa dimanfaatkan bersama-sama bahkan dibuat lebih proper untuk meningkatkan hasil pertanian,” katanya.

Ketua KKN GIAT 12 Banjarsari, Tazkia, juga menegaskan harapannya agar program ini tidak berhenti setelah masa KKN berakhir. “Kami berharap masyarakat dapat terus mengembangkan biokomposter ini, bisa dibuat alat yang lebih besar dan jadi bank sampah desa untuk dibuat pupuk bersama. Harapannya Desa Banjarsari bisa menjadi desa percontohan dalam pemanfaatan limbah organik,” ujarnya.

Workshop BCOMS ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa KKN UNNES dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga memberikan solusi praktis yang langsung bisa diterapkan masyarakat.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

KKN Kolaboratif 2025 di Kesilir Jejak Inovasi untuk Desa

PDF 📄SUASANA haru sekaligus penuh kebanggaan mewarnai acara penarikan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif …

Desa Sidomukti Kritis, Pertanyakan Arah CSR di Sekitar Bendung Gerak Sembayat

PDF 📄KESADARAN kritis perangkat desa mengenai hak-hak mereka atas program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) …

Desa Karanggedang Tembus 15 Besar Desa BRILiaN 2025

PDF 📄PEMERINTAH  Kabupaten Purworejo melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) terus mendorong pembelajaran pengembangan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *