Rembang Raih Prestasi, Desa Purworejo Jadi Terbaik Ketiga Penanganan Stunting se-Jawa Tengah

REMBANG – Pemerintah Desa Purworejo berhasil meraih peringkat ketiga se-Jawa Tengah dalam penanganan stunting tahun 2024. Prestasi ini diraih karena sepanjang tahun 2024, desa tersebut mencatat nol kasus stunting baru.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang, Slamet Haryanto, menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar penilaian desa berkinerja baik dalam pelaksanaan konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Melalui Gerakan Terpadu Atasi Stunting (Genta Stunting) dengan pendekatan pentahelix dan inovasi ketahanan pangan lokal, Desa Purworejo mampu mencapai tingkat konvergensi stunting 98,94 persen. Dari 74 anak usia 0 sampai 9 bulan, sebanyak 96 persen berstatus gizi normal, sementara 4 persen mengalami gizi kurang.

Selain strategi tersebut, Desa Purworejo juga mengalokasikan dana desa untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi kelompok berisiko. Bahan baku PMT diambil dari pangan lokal seperti ikan, terasi udang, rebon, ikan asin, rengginang, ikan kalapan krispi, garam yodium, kerang hijau, krupuk kulit ikan, steak teri, dan bandeng presto. “Bahan-bahan ini bisa dijadikan PMT yang sehat sekaligus memanfaatkan potensi lokal,” ungkap Slamet di kantornya, Selasa (12/8/2025).

Program PMT ini dibarengi dengan kegiatan lain yang mendukung penanganan stunting seperti Posyandu, bina keluarga balita, bina keluarga anak dan remaja, hingga kelas ibu hamil. Dalam proses penilaian, Desa Purworejo mengunggah data ke aplikasi milik Pemprov Jawa Tengah dan mengisi data melalui eHDW (Elektronik Human Development Worker). Setelah masuk nominasi enam besar, pemerintah desa bersama kader memaparkan program Genta Stunting di hadapan tim penilai.

Sekretaris Desa Purworejo, Lia Yuliana Pujianto, menambahkan bahwa pihaknya juga memantau kondisi remaja putri hingga menjadi ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) diberikan intervensi hingga lingkar lengannya mencapai di atas 23,5 cm. “Anggaran desa untuk PMT sekitar Rp70 juta dengan sasaran lansia, balita, dan ibu hamil. Bahan bakunya dari sumber daya lokal, diolah menjadi makanan kekinian seperti bakso ikan agar anak-anak tertarik,” pungkas Lia.

Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa lain untuk memanfaatkan potensi lokal dalam mengatasi stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Babinsa dan Warga Panai Hilir Kompak Gelar Jumat Bersih

PDF 📄Semangat gotong royong kembali ditunjukkan TNI bersama masyarakat melalui kegiatan Jumat Bersih di Kecamatan …

Babinsa dan Warga Desa Tatelu Gelar Ronda Malam Jaga Keamanan

PDF 📄MINAHASA UTARA Upaya menjaga perdamaian dan perdamaian di wilayah pedesaan terus diperkuat melalui sinergi …

Bupati Barito Kuala Buka Pelatihan Kapasitas BUMDes Bakumpai

PDF 📄BANJARMASIN – DESA NUSANTARA:  Upaya penguatan ekonomi desa kembali ditegaskan melalui pembukaan pelatihan peningkatan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *