Generasi muda menjadi motor perubahan di Desa Brubuh, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi. Melalui program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025, Kelompok 49 Universitas Brawijaya (UB) memperkenalkan budidaya maggot sebagai solusi inovatif mengatasi limbah organik sekaligus membuka peluang usaha baru.
Kegiatan yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) ini berlangsung pada Rabu (16/07/2025) dan diikuti puluhan warga, mulai dari ibu rumah tangga hingga petani. Kepala Desa Brubuh, Muhtarom, menegaskan dukungan penuh terhadap program tersebut.
“Kami sangat mendukung inisiatif anak-anak muda yang peduli lingkungan seperti ini. Budidaya maggot bisa menjadi solusi dua masalah sekaligus: mengurangi limbah dan membuka peluang usaha baru bagi warga,” ujarnya saat membuka acara.
Pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berupa sosialisasi di Posyandu Dusun Kayangan, yang memaparkan manfaat maggot untuk lingkungan dan ekonomi. Sesi kedua adalah praktik langsung di rumah warga, dipandu oleh Bintang Yuliana Permatasari dengan pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Eng. Elya Mufidah, S.Pi., MP.
Materi pelatihan mencakup persiapan media, pemilihan limbah organik yang tepat, hingga pengaturan kondisi optimal bagi pertumbuhan maggot. Warga diajak memahami bahwa maggot tidak hanya mengurangi volume sampah dapur, tetapi juga menghasilkan pakan ternak berkualitas tinggi, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 12: konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Winarsih (55), salah satu peserta, mengaku termotivasi untuk mencoba. “Selama ini saya bingung dengan sampah dapur yang menumpuk. Ternyata bisa dijadikan sesuatu yang bermanfaat,” tuturnya.
Koordinator MMD Kelompok 49, Victoryan Omega, menambahkan bahwa metode ini mudah direplikasi di desa lain. “Dengan teknologi sederhana, setiap rumah tangga bisa berkontribusi menciptakan lingkungan yang lebih bersih,” katanya.
Program ini menjadi bukti nyata kepedulian generasi muda terhadap lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi desa melalui konsep ekonomi sirkular. Dari tangan mahasiswa dan warga, limbah yang biasanya menjadi masalah kini bertransformasi menjadi sumber penghidupan baru.
Redaksi01-alfian