KUTAI KARTANEGARA – Ketua DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Ahmad Yani, menyelesaikan kegiatan reses tahap II masa sidang III untuk Daerah Pemilihan (Dapil) V, yang mencakup Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan, dan Samboja Barat. Reses ini dilaksanakan di Desa Bakungan, Kecamatan Loa Janan, pada Rabu (6/8/2025).
Dalam kegiatan tersebut, Ahmad Yani memilih untuk langsung turun dan membaur dengan masyarakat setempat guna menyerap aspirasi warga, terutama dari kalangan ibu-ibu yang mendominasi kehadiran.
“Ibu-ibu di Desa Bakungan ini kalau untuk infrastruktur sebenarnya sudah disampaikan oleh tokoh-tokoh yang ada di desa. Tetapi kenapa kita tetap reses turun ke masyarakat? Karena ternyata aspirasi mereka bukan hanya soal infrastruktur, melainkan keinginan untuk mendapatkan bantuan di bidang perikanan, pertanian, dan perkebunan,” ujar Ahmad Yani.
Namun, menurutnya, aspirasi tersebut menghadapi kendala dalam pembentukan kelompok masyarakat, yang merupakan syarat utama untuk menerima bantuan. Ahmad Yani menyebutkan bahwa ada penolakan dari pihak desa terhadap pembentukan kelompok baru.
“Alasannya karena sudah banyak kelompok yang terbentuk di desa ini. Tetapi kan kelompok-kelompok itu bukan kelompok mereka. Jadi ke depan, kami harap pembentukan kelompok ini dibuka saja. Kalau ada lebih dari 10 orang yang mau bikin kelompok, ya silakan. Supaya pemerataan bantuan bisa lebih adil,” tegas legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Ahmad Yani juga menyoroti potensi pengembangan kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama yang digagas oleh kaum ibu-ibu. Menurutnya, keberadaan jalur poros Samarinda–Tenggarong dan aktivitas perusahaan tambang di sekitar desa membuka peluang yang bisa dimanfaatkan jika kelompok-kelompok masyarakat diberdayakan dengan baik.
“Ibu-ibu ini ingin mendaftar dan bekerja di perusahaan, tetapi prosesnya tidak mudah. Maka alternatifnya adalah memberdayakan mereka lewat kelompok tani, kelompok UMKM, atau kelompok usaha lainnya. Kalau ada kelompok, maka bisa dibantu, misalnya melalui program bantuan perbankan dengan bunga nol persen. Tapi kalau tidak ada kelompok, bagaimana mau dibantu?” katanya.
Kegiatan reses ini juga mencerminkan pentingnya pendekatan langsung kepada masyarakat untuk mendengar suara yang mungkin tidak tersampaikan secara formal melalui jalur desa. Ahmad Yani berharap ke depan ada kolaborasi yang lebih terbuka antara pemerintah desa dan warga dalam membentuk kelompok usaha yang dapat mengakses bantuan dari pemerintah maupun lembaga keuangan.
Ia menegaskan bahwa pemerataan bantuan harus menjadi perhatian semua pihak, agar masyarakat dari berbagai latar belakang, termasuk kelompok ibu-ibu, bisa merasakan manfaat dari program pemberdayaan yang tersedia.
Desa Bakungan sendiri merupakan salah satu desa yang memiliki potensi pertanian dan usaha mikro yang cukup besar. Dukungan terhadap pembentukan kelompok menjadi langkah awal yang krusial dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya perempuan, dalam pembangunan ekonomi desa.
Dengan melibatkan semua lapisan masyarakat dalam proses pembangunan, reses ini diharapkan menjadi pintu pembuka bagi lahirnya lebih banyak program berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.
Redaksi03