KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa selama dua hari, pada 23–24 Juli 2025 di Tenggarong. Kegiatan ini diikuti oleh 33 peserta dari 26 desa yang tersebar di 10 kecamatan, sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan tata kelola pemerintahan desa.
Para peserta merupakan perangkat desa pilihan yang ditugaskan untuk mengikuti pelatihan ini, sebagai bagian dari strategi DPMD Kutai Kartanegara dalam membangun desa yang tangguh, transparan, serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala DPMD Kukar, Arianto, S.Sos., M.Si., yang menekankan pentingnya peran aparatur desa dalam mendukung agenda pembangunan di tingkat lokal.
“Melalui penguatan kapasitas ini, kita ingin memastikan bahwa perangkat desa siap melayani masyarakat secara lebih efektif, transparan, dan berintegritas,” ujar Arianto dalam sambutannya.
Ia menjelaskan bahwa desa bukan sekadar entitas administratif, melainkan jantung dari pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan kehidupan warga. Namun, kekuatan desa tak akan terwujud tanpa dukungan aparatur yang mumpuni dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Selama pelatihan, para peserta mendapatkan berbagai materi strategis, mulai dari Kebijakan Prioritas DPMD, Pencegahan Stunting di Desa, Perencanaan Pembangunan, Kewenangan Desa, Pengelolaan Keuangan dan Aset, hingga Tugas Kepala Desa dan Perangkat. Pelatihan ini dirancang secara interaktif, memberi ruang diskusi, tukar pengalaman, dan penyusunan gagasan praktis untuk diterapkan di desa masing-masing, seperti Desa Sebulu Modern, Desa Loa Kulu Kota, dan Desa Muara Muntai Ilir.
DPMD Kukar memandang pelatihan ini sebagai bagian dari ekosistem pembinaan aparatur desa yang berkelanjutan. Tujuannya adalah menciptakan desa yang tak hanya menjalankan fungsi administratif, melainkan juga mampu merespons isu-isu lokal seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan lingkungan hidup secara inovatif dan visioner.
Pelatihan ditutup dengan penyampaian komitmen bersama dari seluruh peserta. Mereka menyatakan kesiapan menerapkan ilmu yang telah diperoleh, termasuk dalam perbaikan mekanisme penganggaran, transparansi aset, dan penguatan kampanye pencegahan stunting berbasis komunitas.
Redaksi03