PONOROGO – Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) menggandeng Desa Wisata Institute dari Yogyakarta dalam upaya memperkuat potensi pariwisata tiga desa wisata di Kecamatan Ngebel. Program ini diharapkan dapat memperluas daya tarik wisata Telaga Ngebel dengan menghadirkan destinasi-destinasi pendukung di sekitarnya.
Kepala Disbudparpora Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edhi, menjelaskan bahwa pendampingan akan difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia dan tata kelola pariwisata di tiga desa, yakni Desa Ngebel, Desa Gondowido, dan Desa Pupus.
“Kita tidak ingin kunjungan wisatawan hanya berhenti memandang telaga. Harapannya mereka mau singgah bahkan bermalam untuk menikmati keindahan dan kekayaan budaya desa-desa di sekitarnya,” ujar Judha dalam siaran resmi Pemkab Ponorogo, Senin (28/7/2025).
Masing-masing desa memiliki keunikan tersendiri. Desa Gondowido dikenal dengan destinasi wisata Ngambang Tirto Kencono serta ragam kuliner khas seperti tiwul, gula aren, dan kopi Hargokiloso yang sudah dikenal hingga mancanegara. Sementara Desa Pupus menyuguhkan panorama alam yang memesona seperti Mloko Sewu, Mloko Jajar, dan Hutan Lindung Sigogor yang masih alami.
Sedangkan Desa Ngebel memiliki potensi besar melalui Ngebel Adventure Park. Namun menurut Judha, semua potensi itu tidak akan berkembang tanpa manajemen yang profesional dan keterlibatan masyarakat.
“Kalau tanpa tata kelola yang baik dan regenerasi pengelola, maka potensi keindahan alam, keragaman kuliner, dan produk lokal tidak akan dikenal,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa pengembangan pariwisata tidak bisa hanya bergantung pada kebijakan pemerintah. Harus ada semangat kolaboratif dari seluruh elemen, termasuk pemerintah desa dan masyarakat.
“Kalau desa tidak semangat, usaha dinas pun tidak akan berarti. Kita harus responsif, harus inovatif,” tambah Judha.
Melalui pendampingan intensif selama dua bulan oleh Desa Wisata Institute, akan dilakukan enam kali kunjungan ke masing-masing desa. Tujuannya adalah menggali potensi lokal, membentuk program wisata yang inklusif, dan menjadikan desa wisata sebagai kekuatan ekonomi baru di Ponorogo.
“Saya bermimpi tiga desa ini bisa terintegrasi dalam sebuah program wisata yang layak jual dan menjadi magnet baru bagi pariwisata Ponorogo,” tutup Judha.
Redaksi03